Gus Setelah Gus

Oleh Dahlan Iskan

Gus Setelah Gus
Foto: disway.id

Gus Sholah tidak pernah menyebut nama itu sebagai calon penggantinya di Tebuireng. Namun tidak juga segera mengerucut siapa calon penggantinya.

Sampai-sampai Gus Sholah minta bantuan banyak aktivis yang dekat dengannya. Gus Sholah mengadakan semacam polling. Teman-temannya itu diminta menuliskan nama calon penggantinya kelak.

Salah satu yang sering ditanya adalah Mas'ud Adnan. Yang pernah menjadi ketua Ikatan Alumni Santri Tebuireng. Mas'ud pernah menjadi pemimpin redaksi Harian Bangsa.

Gus Sholah, kata Mas'ud, memang suka mendengar. Termasuk mendengar pendapat orang lain. Pun pendapat para santri.

Tipe kepemimpinan Gus Sholah adalah demokratis. Orangnya sangat ngemong. Tidak banyak mau bicara. Sekali bicara suaranya sangat rendah dan lirih.

Namun teman-teman aktivis yang diminta pendapat itu tidak ada yang mau memberi nama calon pengganti.

Di pesantren tidak ada kebiasaan seperti itu. Gus Sholah saja yang mau melanggar adat pesantren. Teman-temannya tetap memilih tawaduk: terserah Gus Sholah saja. Siapa pun yang ditunjuk Gus Sholah akan didukung.

Baru belakangan Gus Sholah mau menyebut nama calon pengganti yang ia inginkan: KH Abdul Hakim Mahfudz. Panggilannya Gus Kikin.

Gus Sholah mengadakan semacam polling. Teman-temannya itu diminta menuliskan nama calon penggantinya kelak. Di pesantren tidak ada kebiasaan seperti itu. Gus Sholah saja yang mau melanggar adat pesantren.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News