Hamdalah, Jas Merah dan Jas Hijau Makin Kompak

Hamdalah, Jas Merah dan Jas Hijau Makin Kompak
Wasekjen PDIP Ahmad Basarah (tengah) bersama Sekjen Bamusi Falah Amru saat sowan kepada KH Marzuki Mustamar di Pondok Pesantren Sabilurrosyad di Sukun, Kota Malang, Sabtu (9/9). Foto: istimewa for JPNN

jpnn.com, MALANG - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyatakan bahwa partainya akan terus membina hubungan baik dan bersinergi dengan warga Nahdatul Ulama (NU). Menurutnya, kalangan nahdiyin dan nasionalis sudah seperti kakak dan adik.

Basarah menyatakan hal itu saat sowan kepada KH Marzuki Mustamar di Pondok Pesantren Sabilurrosyad di Sukun, Kota Malang, Sabtu (9/9). Basarah di hadapan Kiai Marzuki mengaku diutus oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk meneruskan tradisi hubungan baik di antara para tokoh pendiri bangsa dari kalangan nasionalis ataupun agama.

"Ibu Megawati meminta saya untuk sampaikan, bahwa pada saat HUT Kemerdekaan tahun 1966, Pidato Bung Karno yang sangat terkenal judulnya Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Dan di kalangan nahdiyin sekarang ada tagline Jas Hijau, jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama,” kata Basarah.

Sejumlah kiai dari wilayah Malang Raya juga ikut hadir pada pertemuan di pondok asuhan Kiai Marzuki itu. Sedangkan Basarah didampingi Sekjen Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Falah Amru dan Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari.

Lebih lanjut Basarah mengatakan, kader PDI Perjuangan selalu ditempa agar tak pernah melupakan sejarah perjuangan bangsa, terutama saat merebut kemerdekaan. Kiai Hasyim Asy’ari membentuk NU pada 1926, sedangkan Bung Karno mendirikan PNI pada 1927.

Kemudian pada 1928 ada Sumpah Pemuda yang menjadi cikap bakal Indonesia. Dari kerja sama kalangan nasionalis dan agama pula maka Indonesia bisa merdeka.

Karena itu, kader-kader PDIP tak akan pernah melupakan sejarah itu. "Jas Merah dan Jas Hijau harus jadi tagline untuk kebersamaan," tegasnya.

Basarah menegaskan, jika NU, Muhammadiyah dan kalangan nasionalis bisa terus bekerja sama dan bersinergi maka Indonesia menjadi kekuatan luar biasa. Menurutnya, Megawati selalu mewanti-wanti kader PDIP agar mencontoh para pendiri bangsa seperti Bung Karno, KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, KH Wahab Chasbullah ataupun KH Wahid Hasyim dalam membangun kerja sama demi Indonesia.

Ahmas Basarah menyatakan bahwa warga nahdiyin dan kaum nasionalis sudah seperti kakak dan adik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News