Hampir Akhir Tahun, BUMD DKI Lambat Serap Anggaran, Terendah PAM Jaya

Hampir Akhir Tahun, BUMD DKI Lambat Serap Anggaran, Terendah PAM Jaya
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menjelaskan bahwa penyerapan PMD di BUMD-nya paling rendah lantaran ada sejumlah kendala. Foto: dokumentasi Perumda PAM Jaya

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta masih rendah dalam menyerap penyertaan modal daerah (PMD).

Hal ini terungkap dalam rapat ‘Monitoring Alokasi PMD Kepada BUMD tahun 2022 dan Monitoring Pengajuan PMD oleh BUMD pada Tahun 2022 untuk APBD Tahun 2023’.

Hingga September 2022, PD PAM Jaya baru menyerap anggaran 36,98 persen, PAL Jaya 65 persen, PT Jakarta Tourisindo 29,36 persen, PT Jakpro 73 persen, dan PT MRT Jakarta sudah 100 persen.

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail mengatakan ada sejumlah kendala yang terjadi sehingga para BUMD lambat menyerap anggaran.

“Tadi kan secara umum Komisi B juga berharap bisa dioptimalkan serapan dan bukan cuma itu, tadi kan saya sempat tanyakan berapa sih target keseluruhan? Berap yang sudah terealisasi? Karena kami mau jadikan itu sebagai bahan acuan,” ucap Ismail, Rabu (14/9) kemarin.

BUMD yang paling rendah menyerap PMD, yakni PAM Jaya yang baru 36,98 persen. Padahal, PAM Jaya mendapat PMD 2022 sebesar Rp 1,54 triliun.

Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menjelaskan bahwa penyerapan PMD di BUMD-nya paling rendah lantaran ada sejumlah kendala.

Salah satunya ada program atau proyek yang membutuhkan anggaran sangat besar, tetapi saat ini belum berjalan sehingga dana tersebut belum dipakai.

Sejumlah badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta masih rendah dalam menyerap penyertaan modal daerah (PMD).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News