Hanya Bom Peringatan, bukan Membunuh

Hanya Bom Peringatan, bukan Membunuh
Hanya Bom Peringatan, bukan Membunuh
BOM buku yang dikirim ke Ulil Abshar Abdalla diduga bukan bom yang diproyeksikan untuk membunuh. Tapi, hanya untuk melukai. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang aktivis Islam radikal yang tak mau disebutkan namanya kepada Jawa Pos kemarin. "Bukan kelompok kami yang melakukan. Tapi, melihat metode dan jenis bom-nya, itu adalah pesan dan berniat membuat Ulil cacat seumur hidup dan tak bisa menulis lagi karena tangannya sudah hancur," katanya.

Ini terlihat dari jenis bom yang dikirimkan. Bom buku yang dikirim kemarin sebenarnya tak lebih dari detonator saja. Detonator adalah elemen bom yang berfungsi sebagai pemula ledakan, dan ledakannya memang kecil. "Bahan peledak tak bisa meledak bila tak ada pemula ledakan atau pemicu ledakan, yakni detonator itu," kata pria yang pernah malang melintang di sejumlah daerah konflik, mulai dari Poso hingga Mindanao tersebut.

Selain itu, hanya mengirimkan satu detonator saja, menegaskan indikasi tersebut. "Kalau niat membunuh, paling tidak butuh 3, 4, hingga lima detonator. Tapi ini satu saja. Jadi niatnya memang melukai, bukan membunuh," tandasnya.

Dari analisanya, bom buku yang tak lain adalah detonator itu berbahan lead azid, campuran dari natrium acid dan lead nitrat. "Ini adalah detonator yang paling sensitif. Tergoncang sedikit saja, langsung tak stabil dan memicu ledakan," imbuhnya.

BOM buku yang dikirim ke Ulil Abshar Abdalla diduga bukan bom yang diproyeksikan untuk membunuh. Tapi, hanya untuk melukai. Hal ini diungkapkan oleh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News