Hanya Bom Peringatan, bukan Membunuh
Rabu, 16 Maret 2011 – 07:06 WIB
BOM buku yang dikirim ke Ulil Abshar Abdalla diduga bukan bom yang diproyeksikan untuk membunuh. Tapi, hanya untuk melukai. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang aktivis Islam radikal yang tak mau disebutkan namanya kepada Jawa Pos kemarin. "Bukan kelompok kami yang melakukan. Tapi, melihat metode dan jenis bom-nya, itu adalah pesan dan berniat membuat Ulil cacat seumur hidup dan tak bisa menulis lagi karena tangannya sudah hancur," katanya. Dari analisanya, bom buku yang tak lain adalah detonator itu berbahan lead azid, campuran dari natrium acid dan lead nitrat. "Ini adalah detonator yang paling sensitif. Tergoncang sedikit saja, langsung tak stabil dan memicu ledakan," imbuhnya.
Ini terlihat dari jenis bom yang dikirimkan. Bom buku yang dikirim kemarin sebenarnya tak lebih dari detonator saja. Detonator adalah elemen bom yang berfungsi sebagai pemula ledakan, dan ledakannya memang kecil. "Bahan peledak tak bisa meledak bila tak ada pemula ledakan atau pemicu ledakan, yakni detonator itu," kata pria yang pernah malang melintang di sejumlah daerah konflik, mulai dari Poso hingga Mindanao tersebut.
Baca Juga:
Selain itu, hanya mengirimkan satu detonator saja, menegaskan indikasi tersebut. "Kalau niat membunuh, paling tidak butuh 3, 4, hingga lima detonator. Tapi ini satu saja. Jadi niatnya memang melukai, bukan membunuh," tandasnya.
Baca Juga:
BOM buku yang dikirim ke Ulil Abshar Abdalla diduga bukan bom yang diproyeksikan untuk membunuh. Tapi, hanya untuk melukai. Hal ini diungkapkan oleh
BERITA TERKAIT
- PIP Makassar Buka Diklat Peningkatan Keahlian, Buruan Daftar!
- Menkominfo: Kami Siap Perang
- KPK Setor Rp2,1 Miliar Uang Pengganti dari eks Petinggi Amarta Karya ke Negara
- Transisi Pemerintahan, Taufan Rahmadi Singgung soal Prioritas Pariwisata Indonesia
- 200 Peserta Ikuti GP Ansor Gowes Jakarta-Bekasi, Tapak Tilas Perjuangan Ulama
- Pertama dalam Sejarah: Putusan MK soal PHPU Diwarnai Dissenting Opinion