Hanya Jadi Objek, Peta Nusa Dorong Kemandirian Petani

Hanya Jadi Objek, Peta Nusa Dorong Kemandirian Petani
Para petani dan pendiri membacakan naskah deklarasi Peta Nusa di Pangarengan, Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Persoalan yang dihadapi petani dan sektor pertanian masih sangat kompleks. Berbagai upaya untuk membangun pertanian dan pangan dalam arti luas belum optimal. Bahkan, pendekatan yang dilakukan selama ini cenderung menjadikan petani hanya sebatas objek.

Demikian salah satu harapan mendorong berdirinya Perkumpulan Petani dan Nelayan Nusantara (Peta Nusa) yang sudah dideklarasikan di Desa Pangarengan, Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, awal Juli lalu.

Deklarasi dilakukan para pendiri dan petani dihadiri oleh unsur pimpinan desa dan tokoh masyarakat setempat.

Mewakili pendiri Peta Nusa, Bejo Rudiantoro dan Uun Widhi Untoro, mengatakan bahwa pilar dalam membangun pertanian dalam arti luas harus menempatkan para petani, peternak, dan nelayan sebagai pelaku utama. Untuk itu, pemberdayaan terhadap petani harus dilakukan agar semakin mandiri dan makmur.

“Kami memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah dirintis berbagai pihak selama ini. Namun, masih banyak yang harus dibenahi dan untuk itulah Peta Nusa hadir sebagai mitra pemerintah dan pihak-pihal lain untuk mewujudkan petani yang makmur dan mandiri,” kata Bejo di Jakarta, Jumat (14/7).

Dikatakan, banyak persoalan mulai dari ketersedian lahan, ketersediaan benih unggul, pupuk, infrastruktur irigasi, sumber daya manusia, teknologi harus diatasi. Petani dihadapkan pada permasalahan struktural yang seolah sulit untuk diurai terkait dengan ekonomi, politik, sosial budaya, bahkan pertahanan dan keamanan.

“Ada tuntutan yang luar biasa besar. Di satu sisi tuntutan sektor ini mengharuskan petani bekerja keras banting tulang. Di sisi lain, para petani dihadapkan kepada tingkat kesejahteraan yang rendah. Petani hanya menjadi obyek pihak lain dengan berbagai kepentingannya, baik itu ekonomi maupun politik,” tegas Bejo yang juga jebiolan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Untuk itulah, sambung Uun, upaya menjadikan petani sebagai subyek dalam pembangunan pertanian merupaan hal yang sangat mendasar. Jika dilihat lebih mendalam, pengorbanan petani saat ini luar biasa karena dihadapkan pada berbagai persoalan, tetapi secara ekonomi harus menghidupi diri sendiri dan orang lain.

Persoalan yang dihadapi petani dan sektor pertanian masih sangat kompleks. Berbagai upaya untuk membangun pertanian dan pangan dalam arti luas belum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News