Harga Minyak Turun, Defisit APBN Tetap Tak Tertolong

Harga Minyak Turun, Defisit APBN Tetap Tak Tertolong
Harga Minyak Turun, Defisit APBN Tetap Tak Tertolong

JAKARTA--Penurunan harga minyak dunia tidak bisa menolong defisit APBN. Pemerintah juga kesulitan menurunkan asumsi harga minyak dari USD 130 per barrel, meski harga di pasaran saat ini sekitar USD 113 per barrel. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu Anggito Abimanyu di Jakarta, Selasa (12/8).

Dikatakannya, turunnya harga minyak dunia tidak serta merta menolong defisit APBN, karena meningkatnya konsumsi BBM terutama premium menjadi 38,9 juta kilo liter. Namun, pemerintah masih bisa menempuh cara lain untuk menekan defisit APBN dengan menekan konsumsi minyak tanah.

"Itu karena subsidi terbesar diberikan pada minyak tanah. Hingga Juli tahun ini konsumsi minyak tanah sekitar 30 persen dari perkiraan 1 juta kilo liter," katanya.

Mengenai kepastian penurunan asumsi harga minyak APBN, Anggito mengatakan masih akan menunggu proyeksi harga minyak mutakhir dan proyeksi ekonomi dunia. "Kita belum tahu penurunan harga ini apa sementara. Saat ini kita juga masih menunggu proyeksi ekonomi dunia karena proyeksi ekonomi dunia juga bergerak mempengaruhi suplay dan demand minyak dunia, " tukasnya.

Sementara Dirjen Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Mardiasmo mengatakan, pihaknya tengah membahas Rancangan Undang-Undang penghematan BBM untuk disahkan DPR. Hal itu diharapkan dapat membantu menekan konsumsi BBM dengan cara pengenaan pajak bahan bakar, penentuan tarif kendaraan pajak motor yang baru, tarif parkir baru, serta penerapan elektronik Road Pricing. (esy)
Berita Selanjutnya:
Masyarakat Riau Doakan Nare

JAKARTA--Penurunan harga minyak dunia tidak bisa menolong defisit APBN. Pemerintah juga kesulitan menurunkan asumsi harga minyak dari USD 130 per


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News