Harga Telur Meroket, Ternyata Ini Penyebabnya

Harga Telur Meroket, Ternyata Ini Penyebabnya
Telur. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Wiwiek mengungkapkan, salah satu alasan kenaikan harga telur dipicu harga pakan ternak yang naik sebagai imbas melemahnya rupiah mengingat sebagian besar masih impor.

Peternak menaikan harga untuk mengimbangi biaya produksi. "Salah satunya, harga pakan. Di luar itu tentu ada faktor lain," ujarnya.

Telur menjadi salah satu bahan pokok yang banyak dikonsumsi masyarakat. Berdasar data BPS Surabaya, konsumsi telur lebih tinggi daripada ikan. Lebih dari 1 kg telur dikonsumsi tiap orang per bulan.

Selain pakan, faktor lainnya adalah tidak ada produsen atau peternak ayam petelur di Surabaya.

Semua bergantung pasokan dari luar daerah. Rata-rata berasal dari Blitar, Tulungagung, dan Kediri.

Paling dekat berasal dari Sidoarjo meski jumlahnya sedikit. Kalau sudah begini, ongkos kirim turut menjadi beban konsumen.

Salah seorang pemasok telur di Surabaya, M. Irhamni, menjelaskan bahwa kenaikan harga memang tidak bisa dihindari.

Kenaikan bukan hanya dari pakan, tetapi juga telur yang ditetaskan. "Harga pakan yang biasanya Rp 285 ribu kini jadi Rp 300 ribu. Apalagi sebelumnya juga terjadi kelangkaan pakan,'' ucap peternak asal Blitar itu.

Harga telur yang diperoleh dari produsen lebih murah karena memotong rantai distribusi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News