Hari Ini Jenazah Diserahkan ke Keluarga

Tangis dan Duka Iringi Kepergian Korban Insiden Sukhoi

Hari Ini Jenazah Diserahkan ke Keluarga
Pipik Dian Irawati (kanan), Istri Ust. Jefri Al Buchori menenangkan Nanit, 12, yang kehilangan ibunya, Maisyarah, staf Sky Aviation. Foto: Dhimas Ginanjar/Jawa Pos
Psikolog pendamping keluarga korban tersebut menambahkan kalau jenazah terlalu lama dilihat bisa menjadi akar depresi. Ujung-ujungnya, keluarga bisa berpikiran macam-macam termasuk membayangkan bagaimana peristiwa terjadi. Hal itu, menurut psikolog lulusan Univeritas Indonesia tersebut tidak sehat.

Kepala Rumah Sakit Polri, Brigjen Pol Agus Prayitno menegaskan kalau itu sudah jadi aturan sebelum melihat jenazah. Keluarga wajib diberi penjelasan singkat soal kondisi korban. Bahwa sudah lebih dari seminggu, maka sudah membusuk. Juga tidak ada jasad yang kondisinya di atas 50 persen. "Agar tidak menimbulkan efek psikologis yang tidak kita inginkan," kata Agus.

Sebenarnya, kemarin tim psikolog mewanti-wanti kepada keluarga agar tidak membawa anak kecil untuk melihat jenazah. Alasannya, pengaruh depresi tersebut bisa lebih cepat terjadi pada anak dibawah umur. Namun, itu semua terbantahkan. Banyak keluarga yang ngeyel membawa anak demi melihat kondisi terakhir ibu atau bapaknya.

Nanit, 12, misalnya. Dia kehilangan ibunya, Maisyarah, yang menjadi kru maskapai Sky Aviation. Kemarin, dia datang bersama pamannya. Tim psikolog termasuk Ustad Jefry Al Buchori yang mendoakan jenazah dari unsur rohaniwan juga sempat melarang. Namun, Nanit mengelak dan tetap ingin melihat ibunya untuk terakhir kali.

JAKARTA- Suasana rumah sakit Polri diselimuti duka. Kemarin (22/5), sejumlah keluarga korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ100) memadati

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News