Hari Pribumi Diwarnai Bintang Kejora

Hari Pribumi Diwarnai Bintang Kejora
Massa pada peringatan Hari Internasional Bangsa Pribumi se-Dunia di Wamena. Foto: Cendrawasih Pos.
WAMENA – Aktivis separatis kembali memanfaatkan peringatan oleh massa untuk menunjukkan eksistensi mereka. Seperti yang terjadi Sabtu (9/8), saat perayaan Hari Internasional Bangsa Pribumi se-Dunia oleh Dewan Adat Papua (DAP) di Lapangan Sinapuk, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, mereka mengibarkan bendera Bintang Kejora, lambang gerakan Organisasi Papua Merdeka.

Cenderawasih Pos (Grup Jawa Pos) melaporkan, pengibaran bendera Bintang Kejora tersebut terjadi sekitar pukul 14.55 WIT, setelah Ketua DAP Forkorus Yaboisembut menyampaikan sambutan. Bintang Kejora dikibarkan bersama tiga bendera yang lain, Merah Putih, bendera PBB, dan bendera putih bertulisan SOS. Ketiganya dipasang di empat penggalah sepanjang 3,5 meter.

Kapolres Jayawijaya AKBP Abdul Azis bersama anak buahnya yang memantau perayaan segera mendekati lokasi untuk menurunkan bendera Bintang Kejora. Kapolres langsung memerintah anggotanya memberikan tembakan peringatan ke udara kepada massa untuk menurunkan bendera Bintang Kejora. Upaya Kapolres dan anggotanya menurunkan bendera dilawan massa yang berjumlah sekitar 10.000 orang yang hadir pada perayaan tersebut.

Tak hanya menghalangi, massa juga menghujani Kapolres Abdul Azis dan anggotanya dengan batu dan anak panah. Beruntung, batu dan anak panah tidak menyebabkan jatuhnya korban. Hanya sepatu Kapolres yang sempat terkena anak panah.

Bintang Kejora yang sempat berkibar kurang lebih 5 menit bersama tiga bendera lainnya akhirnya diturunkan massa. Melihat kondisi yang semakin panas, pengurus DAP berkoordinasi dengan Kapolres didampingi Dandim 1702 Jayawijaya Letkol INF Grendy Mangiwa. Ketua DAP Forkorus Yaboisembut sesudah pertemuan mengungkapkan bahwa DAP merasa kecolongan dan sangat menyesalkan adanya pengibaran bendera Bintang Kejora.

Disinggung mengenai adanya korban dalam insiden pengibaran Bintang Kejora, Kapolres menegaskan bahwa informasi tersebut masih sebatas isu. Namun, kebenaran informasi itu akan ditelusuri. ’’Kami akan mendalami kasus ini secara detail,’’ tambahnya.

Situasi di Kota Wamena masih mencekam. Dari pantauan Cenderawasih Pos sekitar pukul 21.30 WIT, jalan-jalan di Kota Wamena terlihat sepi. Selain itu, warga lebih memilih tinggal di dalam rumah.

Bahkan, warga pendatang yang masih trauma dengan peristiwa 6 Oktober 2000 sempat mengungsi ke mapolres dan beberapa tempat yang dianggap aman. Terkait hal itu, Kapolres Abdul Azis kepada para pengungsi menyatakan bahwa situasi aman dan kondusif di wilayahnya. Karena itu, para pengungsi diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. (jk/jpnn/kim)

WAMENA – Aktivis separatis kembali memanfaatkan peringatan oleh massa untuk menunjukkan eksistensi mereka. Seperti yang terjadi Sabtu (9/8),


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News