Haris: KAMI Cuma Mau Cari Perhatian, Maklumatnya Tidak Jelas
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Haris Hijrah Wicaksana menilai gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) biasa-biasa saja.
Dia menganggap, KAMI hadir untuk menyuarakan refleksi demokrasi, sehingga pemerintah tidak perlu panik.
"Di negara demokrasi hal itu hal wajar para tokoh menyuarakan dengan lantang mengkritisi kebijakan pemerintah, sepanjang kritikannya membangun dan solusi," kata pria yang merupakan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stisip) Setia Budhi Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten itu, seperti dikutip dari Antara.
Haris mengatakan, pemerintah tidak perlu membesar-besarkan karena gerakan oposisi itu biasa-biasa saja sebagai refleksi demokrasi. Di negara demokrasi perlu ada kaum oposisi dengan menyuarakan lantang, karena mereka tidak berada di posisi pemerintahan.
Mereka para tokoh oposisi itu hanya memandang secara subjektif saja dengan selalu menyalahkan kebijakan pemerintah.
"Saya menilai gerakan deklarasi KAMI itu sebagai aksi damai dan tidak menjadikan ancaman untuk melakukan pemakzulan maupun menggulingkan pemerintah Jokowi yang sah dan legal," katanya.
Menurut Haris, mekanisme sistem presidensial sangat berat untuk menggulingkan presiden dan syaratnya harus ada sidang paripurna MPR juga harus menyetujui 2/3 anggota legislatif.
Sedangkan, legislatif yang ada saat ini sekitar 90 persen di bawah koalisi pemerintahan Jokowi.
Pengamat menilai pemerintah tidak perlu panik dengan kehadiran KAMI, karena gerakan itu biasa saja.
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi