Hasil Investigasi kasus SMAN 3 Semarang

Hasil Investigasi kasus SMAN 3 Semarang
Ilustrasi. Foto: Dipta/dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Seluruh siswa IPA di SMAN 3 Semarang, yang menerapkan sistem satuan kredit semester (SKS),  tak satupun yang lolos  seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNM PTN) 2016. panitia SNM PTN kemarin mengklarifikasi dengan membeber hasil investigasi mereka.

Sebagaimana diketahui SMAN 3 Semarang menerapkan sistem pendidikan regular dan SKS. Khusus untuk siswa kelas IPA yang terdiri dari 380 anak, menggunakan sistem SKS. 

Sedangkan kelompok IPS dan IPA Akselerasi menggunakan sistem reguler. Panitia mencatat ada 38 siswa dari kelas IPS dan IPA akselerasi yang lolos SNM PTN. Jadi tidak benar seluruh siswa SMAN 3 Semarang tidak lolos SNM PTN. 

Tudingan awal sistem SKS yang diterapkan SMAN 3 Semarang menjadi pemicunya. Namun setelah dicek, kejadian seperti ini hanya terjadi di SMAN 3 Semarang. Padahal di seluruh Indonesia, ada 50 sekolah yang menerapkan sistem SKS dan siswanya lulus SNM PTN. 

’’Jadi memang tidak ada masalah dengan SKS-nya. Hanya saja ada kesalahan dalam pengisian data saat pendaftaran SNM PTN,’’ ungkap Ketua Umum Panitia SNM PTN Rochmat Wahab.

Setelah hasil investigasi panitia SNM PTN keluar, ternyata nilai yang diinput sekolah ke website pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) tidak komplit. 

Nilai-nilai yang tidak komplit itu hanya untuk siswa kelompok IPA yang menerapkan SKS. Rochmat menegaskan salah satu syarat seleksi adalah siswa harus komplit nilai mata pelajarannya mulai semester 1 sampai semester 5.

Dia mencontohkan siswa A dari SMAN 3 Semarang, tidak memiliki nilai biologi dan bahasa Inggris di semester I. Kemudian dia juga tidak memiliki nilai bahasa Inggris dan pendidikan agama di semester 3. Kemudian siswa B di SMAN 3 Semarang, tidak memiliki nilai untuk fisika dan kimia di semester 1 serta bahasa Inggris di semester 2.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News