Haul Guru Sekumpul, Posisi Duduk Presiden Jokowi Berubah

jpnn.com, MARTAPURA - Presiden Jokowi akan menghadiri acara Haul Guru Sekumpul yang menjadi ritual tahunan terbesar di Kalimantan Selatan, yang dimulai sore ini (25/3).
Sejak kemarin, Sekumpul mulai dipadati oleh pejalan kaki yang mencoba mendekat ke Kompleks Ar Raudah. Gelombang massa tak putus sejak dua hari terakhir.
Pasukan pengaman presiden dan aparat terkait mulai melaksanakan simulasi penggunaan jalan-jalan alternatif yang akan dilalui Presiden Jokowi.
Kemungkinan besar, Jokowi akan melintas melalui Jalan Pendidikan. Sejak lama, jalur ini memang dimanfaatkan untuk akses khusus VVIP serta jalan evakuasi tim kesehatan.
Wakil Bupati Banjar H Saidi Mansyur mengakui, persiapan kedatangan Presiden untuk menghadiri Haul Guru Sekumpul hampir final. Menurutnya, jalur presiden itu telah ada sejak 7 hari yang lalu.
Ia berharap, seluruh kegiatan haul berjalan lancar dan jemaah yang hadir mendapat pelayanan baik dari tuan rumah.
Posisi duduk Presiden Jokowi sendiri kembali berubah dari rencana awal. Kabarnya presiden tidak duduk dekat dengan dua putra Abah Guru Sekumpul, tetapi menjauh namun menghadap langsung kepada dua putra abah guru tersebut atau membelakangi jemaah. Kabar ini berdasarkan penjajakan antara aparat keamanan dengan keluarga sekumpul.
Sementara itu, Sabtu (24/3) kemarin arus lalu lintas sudah mulai padat. Bahkan, kepadatan disebut menyamai puncak haul ulama bernama lengkap KH Zaini bin Abdul Ghani ini pada edisi tahun lalu.
Presiden Jokowi akan menghadiri acara Haul Guru Sekumpul yag akan dimulai Minggu (25/3) sore.
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi