Heboh Tentara Bayaran Wagner Memberontak, Menlu Prancis Bilang Begini

Heboh Tentara Bayaran Wagner Memberontak, Menlu Prancis Bilang Begini
Warga Volnovakha melewati tank angkatan bersenjata Ukraina yang hancur. Kota tersebut di bawah kendali Republik Rakyat Donetsk. Foto: Maxim Blinov/Sputnik

Namun, Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielus Landsbergis mencermati bahwa perkembangan yang terjadi di Rusia akhir pekan lalu telah menunjukkan betapa cepatnya ancaman yang ditimbulkan Moskow terhadap negara-negara tetangganya.

Perselisihan antara Wagner dan Kremlin terjadi ketika Wagner menuding Kementerian Pertahanan Rusia menyerang petempur-petempurnya.

Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, pun memerintahkan pasukannya untuk melintasi perbatasan Ukraina-Rusia menuju kota Rostov-on-Don di Rusia, dan mengerahkan kelompok tentara bayaran itu bergerak menuju Moskow.

Aksi Wagner Kategori Pemberontakan Bersenjata

Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan tindakan Wagner adalah "pemberontakan bersenjata". Mereka membuka kasus kriminal terhadap Prigozhin.

Akan tetapi sebelum tiba di Moskow, Prigozhin dan para petempurnya memutuskan mundur "untuk menghindari pertumpahan darah".

Pada Senin (26/6), Prigozhin mengklaim tidak berencana menggulingkan pemerintah Rusia karena hanya ingin "menyuarakan protes" dan mencegah tentara bayarannya dibubarkan.

Dia mengatakan Kementerian Pertahanan Rusia berencana menandatangani kontrak dengan semua petempur Wagner pada 1 Juli.

Langkah itu bakal menjadikan Wagner menjadi bagian tentara reguler Rusia yang dinilainya "bakal menghancurkan kemampuan tempur pasukan ini." (antara/jpnn)

Menlu Prancis Catherine Colonna menyampaikan pernyataan terkait aksi pemberontakan tentara bayaran Wagner di tengah konflik Rusia vs Ukraina.


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News