Hedonisme dan Korupsi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sementara para hedonis dicaci-maki dan langsung dipecat oleh atasannya.
Para netizen marah terhadap pamer kekayaan para pegawai pemerintah itu, dan mereka melakukan witch hunt, perburuan para tukang tenung.
Dulu di zaman kuno para penenung dan tukang sihir diburu dan dibunuh beramai-ramai, karena mereka dianggap sebagai penyebar bencana.
Di beberapa daerah di Jawa orang-orang kaya yang tidak terlihat bekerja dicurigai memelihara pesugihan seperti tuyul dan semacamnya. Banyak di antara mereka yang diburu dan kemudian dianiaya sampai mati.
Sekarang perburuan orang-orang kaya itu dilakukan melalui pelacak digital.
Seorang pejabat dan keluarganya yang pamer barang-barang mewah di akun media sosialnya, akan dihajar habis oleh netizen yang menelanjanginya dengan mengungkap harga barang-barang mewah itu.
Netizen yang makin canggih tidak mengalami kesulitan apa pun untuk mengungkap harga barang-barang mewah itu.
Sejak muncul kasus pegawai pajak Rafael Alun Trisambodo, perburuan terhadap gaya hidup hedonisme sudah mirip dengan perburuan para tukang tenung di abad pertengahan Eropa.
Para netizen marah terhadap pamer kekayaan para pegawai pemerintah itu, dan mereka melakukan witch hunt, perburuan para tukang tenung.
- Prabowo Percaya Hakim Bergaji Besar Tidak Bisa Disogok
- KPK Periksa Mantan Direktur LPEI Terkait Kasus Korupsi Fasilitas Kredit
- Dukung RUU Perampasan Aset, Prabowo Sentil Koruptor: Enak Saja Sudah Nyolong...
- Yunus Wonda Diminta Bertanggung Jawab di Kasus PON XX Papua
- MUI Dukung Kejagung Membongkar Habis Mafia Peradilan
- Eks PJ Wali Kota Pekanbaru dan 2 Anak Buahnya Akui Terima Gratifikasi Miliaran Rupiah