Hedonisme dan Korupsi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Hedonisme dan Korupsi
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Faktor eksternal ini bisa berasal dari informasi atau juga globalisasi.

Apalagi saat ini internet dan media sosial membuat masyarakat bisa melihat bagaimana kehidupan orang lain.

Kebiasaan-kebiasaan serta paham yang di dapat di dunia maya atau di lingkungannya, dianggap menjadi penyebab orang-orang tertarik untuk mengadaptasi gaya hidup hedonisme.

Akar dari hedonisme adalah filsafat utilitarianisme yang merupakan gagasan filsafat yang diusung oleh Jeremy Bentham.

Pengertian utilitarianisme, secara sederhana, adalah aliran filsafat yang menekankan maksimalisasi nilai guna dari keseluruhan tindakan.

Maksimalisasi nilai guna ini secara spesifik  merujuk pada pencapaian kebahagiaan terbesar dalam hidup.

Bentham memandang bahwa kebaikan dan kenikmatan adalah kebajikan dasar manusia, sedangkan penderitaan adalah bernilai buruk.

Kondisi yang disebut bajik dan ideal adalah ketika keadaan yang mencakup kesenangan yang lebih besar dari penderitaan, atau penderitaan yang kecil dibanding kesenangan yang lebih besar.

Para netizen marah terhadap pamer kekayaan para pegawai pemerintah itu, dan mereka melakukan witch hunt, perburuan para tukang tenung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News