HNW Mempersilakan Ribuan Anggota Majelis Taklim Melihat Perdebatan Wakil Rakyat

HNW Mempersilakan Ribuan Anggota Majelis Taklim Melihat Perdebatan Wakil Rakyat
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) bersama ribuan anggota Majelis Taklim yang datang di Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (14/2). Foto: Humas MPR RI

Dari apa yang dilakukan oleh ulama, santri, dan Bung Tomo, menunjukan peran ummat Islam sangat besar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lebih lanjut dipaparkan, tidak hanya itu peran yang dimainkan oleh ummat Islam dalam menjaga bangsa dan negara.

Dituturkan, ketika bangsa ini memilih bentuk NKRI, pilihan itu rupanya tidak disukai oleh Belanda. Untuk menggagalkan Indonesia bersatu, mereka terus menerus menekan Indonesia. Bentuk tekanan itu adalah mengakui kedaulatan namun dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). Pengakuan itu diberikan dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda, Desember 1949.

Dalam perjalanan waktu, Ketua Fraksi Masyumi, di Parlemen, yakni Mohammad Natsir, melihat hal yang demikian, bentuk RIS, merupakan penyimpangan dari tujuan negara ini didirikan. Untuk itu pada 3 April 1950, Natsir menyampaikan pidato di depan anggota parlemen. Pidato dengan judul Mosi Integral itu didukung oleh semua politisi.

“Dari pidato itulah membuat Indonesia kembali menjadi NKRI”, ucapnya. Apa yang dilakukan Natsir, menurut HNW membuktikan dalam masalah menjaga persatuan bangsa, partai dan ummat Islam merupakan garda terdepan.

Kepada mereka disampaikan bahwa rakyat Indonesia sekarang mempunyai kedaulatan. Kedaulatan yang dimiliki, yang bisa digunakan saat Pemilu, menurut HNW menentukan masa depan bangsa. “Pastinya ummat Islam ingin bangsa ini seperti yang diperjuangkan oleh para ulama dan para pendiri bangsa,” tuturnya.

Untuk itu dalam proses demokrasi, Pemilu, dalam memilih pemimpin jangan hanya banyak-banyakan suara namun juga perlu dipilih pemimpin yang memiliki kualitas dan kapasitas. “Pilih pemimpin yang baik dan benar,” ucapnya.(fri/jpnn)


Menurut Hidayat, Kompleks parlemen ini berada di kawasan Desa Gelora, Senayan, Jakarta sebagai salah satu tujuan wisata bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News