Hollande Janji Akhiri Xenofobia di Prancis

Presiden Sosialis Pertama dalam 24 Tahun

Hollande Janji Akhiri Xenofobia di Prancis
Francois Hollande. Foto : The Telegraph
Namun, rupanya jualan Sarkozy itu tak terlalu laku. Seperti dilansir BBC, fenomena yang justru merebak adalah "asal bukan Sarkozy." Sebab, incumbent presiden Prancis pertama yang kalah saat mencalonkan kembali sejak 1981 itu dianggap gagal memimpin negeri berpenduduk 65,8 juta jiwa tersebut. Dari jumlah itu, 19 persen di antaranya (hampir 12 juta jiwa) merupakan imigran atau keturunan imigran tersebut.

   

Apalagi, Le Pen yang berada di posisi ketiga pada putaran pertama memilih netral pada putaran kedua. Di sisi lain, Hollande yang dicalonkan sebagai presiden setelah jagoan Partai Sosialis sebelumnya, bos IMF Dominic Strauss-Kahn tersandung skandal seks, juga dengan cerdik tidak frontal menyerang visi kalangan kanan.

Itu yang membuatnya mampu menjaga kemenangan putaran pertama di putaran kedua, meski marginnya tak jauh berbeda. Pada putaran I Hollande menang dengan perbedaan tidak sampai 3 persen. Pada putaran II ayah empat anak yang dijuluki "Mr Normal" karena pembawaannya yang tenang tersebut menang dengan selisih 3,2 persen.

   

Persisnya, Hollande meraup 18.000.438 suara atau 51,62%. Sedangkan Sarkozy yang merupakan ketua partai beraliran tengah-kanan, gabungan untuk pergerakan populer, mengantongi 48,38% atau 16.869.371 suara. Jumlah pemilik hak suara yang datang ke bilik-bilik pemilihan mencapai 80,34 persen.

   

PARIS - Segunung pekerjaan rumah menunggu Francois Hollande yang sukses menundukkan Nicolas Sarkozy dalam pemilihan presiden Prancis putaran kedua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News