Ibu Ani

Oleh Dahlan Iskan

Ibu Ani
Dahlan Iskan.

Waktu itu saya ingin menulis tentang hubungan Bu Ani dengan putranya. Khususnya dengan Mas Ibas. Yang sangat disayangi beliau.

Sekitar 20 menit saya diterima beliau di Washington. Namun saya tidak memfungsikan diri sebagai pejabat negara. Saat itu saya adalah wartawan.

Istri saya-lah yang lebih sering bertemu beliau, tetapi juga sebatas di kegiatan sosial. Terutama di program Indonesia Hijau. Penanaman satu miliar pohon. Yang dipimpin Ibu Ani.

Saya bukan saja menghormati beliau. Saya juga mengagumi beliau. Terutama kecerdasan beliau.

Bu Ani itu cerdas. Dan orangnya tegas. Juga disiplin. Tentu saya juga kagum kecantikan, keanggunan dan lesung pipit di pipi beliau.

Sering kali saya menghadiri pidato beliau. Saya selalu berisik kepada menteri yang duduk di sebelah saya: pidato Bu Ani lebih bagus dari pidato Pak SBY.

Itu sungguhan. Bu Ani selalu bisa menyelipkan humor dalam pidatonya. Tanpa merusak keeleganan pidato itu. Kecerdasan beliau menyelipkan humor mirip kebiasaan pidato orang Amerika.

Jadi, kalau pernah ada yang ingin mencapreskan Bu Ani, terus terang, sebenarnya sangat layak.

Kalau pernah ada yang ingin mencapreskan Bu Ani, terus terang, sebenarnya sangat layak. Beliau punya kemampuan di situ.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News