Imparsial Adukan Pelanggaran HAM Kasus JIS ke Kompolnas

Imparsial Adukan Pelanggaran HAM Kasus JIS ke Kompolnas
Imparsial Adukan Pelanggaran HAM Kasus JIS ke Kompolnas

jpnn.com - JAKARTA - Keluarga para pekerja kebersihan yang menjadi terdakwa kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) terus mencari keadilan. Didampingi Imparsial, mereka meminta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) melakukan investigasi dugaan penyiksaan yang terjadi selama proses penyidikan di Polda Metro Jaya.

Aktivis Imparsial, Ghufron Mabruri mengatakan laporan ke Kompolnas sudah dilakukan beberapa hari lalu. Dalam laporan itu juga disertai bukti-bukti berupa foto dan keterangan keluarga serta istri pekerja kebersihan yang menunjukkan adanya tindak kekerasan dan pelanggaran HAM dalam kasus ini.

Salah satu yang disebut Ghufron adalah kematian Azwar, salah satu pekerja kebersihan PT ISS yang bekerja di JIS. Ia tewas saat proses penyidikan di Polda Metro Jaya dengan sekujur wajah bengkak, mata lebam biru dan bibir robek.

Hal itu menjadi indikasi kuat bahwa kasus iitu penuh rekayasa. Apalagi ada tuntutan uang hingga mencapai sekitar Rp 1,5 triliun dari pelapor kasus ini, yaitu TPW.

"Bukti-bukti berupa foto dan keterangan dari keluarga korban memperlihatkan adanya penyiksaan yang luar biasa selama penyidikan. Karena itu kami meminta Kompolnas investigasi secara independen untuk mengungkap kasus ini," kata Gufron, Kamis (29/1).

Menurutnya, sekarang momentum yang tepat untuk membersihkan kepolisian dari pelanggaran HAM. Dalam waktu dekat, Imparsial akan menggelar pertemuan dengan Kompolnas.

Ghufron menambahkan, Kompolnas sebagai pengawas kinerja kepolisian harus dapat mengungkap pelanggaran yang diduga dilakukan polisi terhadap pekerja kebersihan ISS di JIS selama proses penyidikan. Menurutnya,  kekerasan itu sudah di luar batas kemanusiaan.

Bukan hanya Azwar saja yang diduga mengalami siksaan. Misalnya, Virgiawan Amin, Agus Iskandar, Syahrial dan Zainal Abidin.

JAKARTA - Keluarga para pekerja kebersihan yang menjadi terdakwa kasus kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS) terus mencari keadilan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News