Importir Sudah Puyeng

Importir Sudah Puyeng
Foto ilustrasi.dok.Jawa Pos

Dalam hitungan kami per Ddlarnya Rp 12.500. Dengan naiknya Dolar ke level Rp 14 ribu ada deviasi 10-15 persen, makanya kami sekarang memangkas biaya opesasional agar tetap bertahan. Apalagi karyawan kami banyak, karena salah satu aset perusahaan adalah SDM.

Dari hitungan importir, berapa nilai tukar rupiah terhadap dolar yang cukup aman bagi importir?

Ya Rp 12.500 itu, itu sudah cukup bagus. Kalau Rp 14 ribu, keuntungan kami tinggal 15 persen. Bila Rupiah melemah lagi menjadi Rp 14.500 per Dolarnya, keuntungan kami nol persen. Dolar Rp 15 ribu, kami rugi total. Kalau sudah di posisi Rp 15 ribu, otomatis kami terpaksa melakukan PHK terhadap karyawan. Sebab, perusahaan tidak bisa menggaji karyawan lagi.

Saat ini kami melakukan penghematan besar-besaran dengan mengurangi beban operasional. Bila kondisi ini tidak berubah dan makin memburuk, kami terpaksa menjual aset. Langkah ini kami tempuh untuk menjaga jangan sampai ada PHK.

Ada prediksi pengamat ekonomi, rupiah bisa anjlok ke level Rp 16 ribu per dolar. Bagaimana tanggapan Anda?

Waduh jangan sampai deh. Sekarang saja di Rp 14 ribu kami sudah kembang-kempis, apalagi Rp 16 ribu. Kalau sampai ke level itu, saya pastikan seluruh importir gulung tikar karena deviasinya sangat besar dan kami tidak sanggung lagi beroperasi.

Ada saran untuk pemerintah?

Kami melihat program pemerintah untuk pembangunan infrastruktur tidak akan membuat investor masuk. Itu program jangka panjang, sedangkan yang dibutuhkan sekarang adalah program jangka pendek bagaimana menarik Dolar masuk ke Indonesia lagi. Kami hanya menyarankan agar pemerintah memperbanyak membeli obligasi, melakukan re-investasi, dan memperbanyak ekspor. Hanya saja ekspor andalan kita hanya CPO juga, jadi harus dicari lagi produk yang bisa mendatangkan Dolar.

TERPURUKNYA nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah sangat dirasakan dampaknya oleh kalangan importir. Pasalnya, mereka harus membeli barang dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News