Indonesia Bisa Jadi Pusat Riset Geothermal

Indonesia Bisa Jadi Pusat Riset Geothermal
Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menerima ahli geothermal dari New Zealand Profesor Rosalind Archer di ruang kerjanya, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/3/2018). Foto: Humas DPR for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dengan sumber geothermal (panas bumi) yang melimpah, Indonesia sangat mungkin menjadi pusat riset geothermal dunia. Kiblat riset geothermal yang semula ke New Zealand bisa beralih ke Indonesia.

Demikian terungkap saat Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menerima ahli geothermal dari New Zealand Profesor Rosalind Archer di ruang kerjanya, Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Agus didampingi pakar geothermal Indonesia Surya Darma yang merupakan Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI).

Indonesia sejauh ini sudah menjalin kerja sama dengan New Zealand dan mendapat bantuan para periset geothermal dari New Zealand.

Dan Archer adalah salah satunya. Ia merupakan pakar geothermal dari University of Auckland. Archer mengakui, sumber geothermal Indonesia sangat melimpah dan kelak bisa menggantikan energi fosil dan batubara yang akan habis.

“Kita sudah punya MoU dengan New Zealand untuk memperkuat single excellence di badan riset geothermal. Geothermal sudah dikembangkan di Indonesia bekerja sama dengan New Zealand dan dapat technical assistance dari New Zealnad,” ungkap Agus usai pertemuan.

Sementara itu, Surya Darma mengemukakan, kelak para mahasiswa dunia yang ingin belajar geothermal bisa datang ke Indonesia.

Ia juga mempertanyakan, mengapa dengan sumber daya geothermal yang melimpah, Indonesia tidak dijadikan pusat geothermal dunia.

Mengapa dengan sumber daya geothermal yang melimpah, Indonesia tidak dijadikan pusat geothermal dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News