Indonesia Dorong Penyelesaian Damai Kamboja-Thailand

Indonesia Dorong Penyelesaian Damai Kamboja-Thailand
Indonesia Dorong Penyelesaian Damai Kamboja-Thailand
JAKARTA - Selaku Ketua ASEAN, pada tahun 2011 ini, tak dinyana Indonesia langsung dihadapkan pada salah satu tugas cukup rumit di kawasan. Tepatnya yaitu menyangkut konflik perbatasan antara dua anggota organisasi negara-negara se-Asia Tenggara itu, yakni Kamboja dan Thailand. Dalam masalah ini, konflik fisik (bersenjata) sempat muncul, kendati kemudian pihak-pihak terkait berhasil menyepakati gencatan senjata.

Terkait dengan itu, mewakili pemerintah RI selaku Ketua ASEAN, Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa pun, Senin (14/2) kemarin diundang hadir dalam sidang tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), yang khusus digelar untuk membicarakan masalah itu. Dalam pertemuan tersebut, Menlu RI pun berkesempatan menyampaikan pokok-pokok pikiran Indonesia terhadap masalah ini, terutama setelah sebelumnya sempat melakukan kunjungan dan pembicaraan dengan perwakilan kedua negara yang bertikai.

"Bising peluru dan dentuman artileri harus senyap di kawasan Asia Tenggara," demikian antara lain bagian dari pernyataan yang disampaikan Menlu Marty Natalegawa, dalam sidang tertutup DK PBB tersebut di New York, pagi kemarin (waktu setempat, Red), sebagaimana disampaikan lewat rilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Selasa (15/2).

Disebutkan pula, Menlu RI sendiri sebelumnya telah berkunjung ke Phnom Penh dan Bangkok pada tanggal 7-8 Februari, dalam apa yang disebut dengan shuttle diplomacy, untuk mencegah situasi di perbatasan kedua negara memburuk, sekaligus menciptakan kondisi yang kondusif agar permasalahan ini dapat diselesaikan melalui cara damai. "Pendekatan militer bukan merupakan jalan keluar bagi sengketa perbatasan kedua negara," tegas Menlu pula dalam sidang itu.

JAKARTA - Selaku Ketua ASEAN, pada tahun 2011 ini, tak dinyana Indonesia langsung dihadapkan pada salah satu tugas cukup rumit di kawasan. Tepatnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News