Indonesia-Iran Kompak Perangi Ekstrimisme

Indonesia-Iran Kompak Perangi Ekstrimisme
Indonesia-Iran Kompak Perangi Ekstrimisme

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini (7/3) menerima Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif di Istana Negara. Pertemuan ini dilaksanakan setelah Zarif mengadakan pembicaraan bilateral dengan Menlu RI Marty Natalegawa.

"Saya senang dengan dilaksanakannya pertemuan produktif antara Menlu Iran Mohammad Javad Zarif dan Menlu RI Marty Natalegawa. Saya percaya, hasil dari pertemuan tersebut akan memperkuat dan meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara," ujar Yudhoyono dalam pertemuan tersebut.

Hal yang sama diungkapkan Zarif. Menurutnya, Iran memiliki hubungan persaudaraan yang erat dengan Indonesia. "Kami begitu menghormati pemerintah dan rakyat Indonesia, terutama karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia," ujar Zarif.

Sejak dibukanya hubungan diplomatik pada 1950, hubungan bilateral Indonesia dan Iran terus berkembang dan terpelihara, baik di tingkat bilateral maupun multilateral. Dengan penduduk berjumlah 80 juta jiwa, Iran berpotensi menjadi tujuan utama ekspor Indonesia, antara lain untuk produk makanan, kertas, karet alam, suku cadang kendaraan, peralatan elektronik, dan bahan baku tekstil. Sedangkan produk impor Indonesia dari Iran berupa baja, aluminium, dan kacang-kacangan.

Dalam pertemuan itu, Menlu RI Marty Natalegawa juga mengungkapkan bahwa Indonesia dan Iran memiliki pandangan yang sama tentang perlunya memerangi ekstrimisme dan mempromosikan sikap-sikap yang moderat. "Iran dan Indonesia berupaya dalam memerangi ekstrimisme, mempromosikan sikap-sikap yang moderat, terutama menampilkan antara demokrasi, Islam, dan modernisasi sehingga dapat saling berjalan bersama," kata Menlu Marty.

Dalam pertemuan Presiden Yudhoyono dan Zarif, tutur Marty, dibahas pula sejumlah upaya peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Dua negara berupaya mencari peluang baru dalam peningkatan hubungan bilateral di bidang ekonomi, teknologi dan penelitian, juga bidang energi.

Situasi di Timur Tengah, khususnya Suriah dan Palestina, tak luput dari bahasan. Indonesia maupun Iran merupakan pemain penting dalam diplomasi di tingkat regional dan internasional yang aktif memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang serta mengupayakan perdamaian dan keamanan di dunia.

"Indonesia berpandangan bahwa Iran perlu dilibatkan dalam penyelesaian konflik di Suriah. Adanya kesamaan pandangan antara RI-Iran, bahwa permasalahan hanya bia diselesaikan dengan jalur diplomasi, tidak dengan jalur kekerasan," papar Marty.(flo/jpnn)

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini (7/3) menerima Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif di Istana Negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News