Indonesia Juara Konsep Kampanye
Kamis, 30 Juni 2011 – 17:26 WIB
"Seperti yang terjadi pada survivor dan para mantan ekstremis lainnya yang berada di sini. Lihat saja Lou Cardona, dari preman sangar menjadi pekerja sosial untuk anak-anak bermasalah," ungkapnya. Memang, ada sejumlah hambatan dan tantangan. Misalnya, ancaman dari sejumlah mantan teman ekstrem.
Direktur Google Ideas Jared Cohen mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan tidak akan berakhir hanya pada konsep dan ide. "Yang terpenting adalah mengonkretkannya," katanya.
Menurut Jared, masalah ekstremisme itu menyentuh semua lapisan masyarakat. "Ini seharusnya menjadi musuh bersama," tambahnya.
Dia menambahkan bahwa kesalahan utama memandang ekstremisme adalah karena terlalu melihat perbedaan bentuk-bentuk ekstremisme (di antaranya, gangster, kartel narkoba, tanzhim jihadi, dan neo-Nazi). Seharusnya dilihat apa benang merah yang menyatukannya dan kemudian bersama bekerja menitikberatkan kepada hal tersebut. Dalam kasus ekstremisme, benang merah itu adalah begitu mudahnya para pemuda tertarik dan dibujuk masuk ke kelompok militan.
DUBLIN - Konferensi Anti Kekerasan Ekstremisme (Summit Against Violence Extremism/SAVE) yang dihelat Google Ideas di Dublin resmi berakhir kemarin
BERITA TERKAIT
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Darat Israel ke Rafah tak Dapat Diterima
- Hamas Masih Berharap Mencapai Kesepakatan Damai dengan Israel
- Tolak Tawaran Damai, Israel Sebut Tuntutan Hamas Keterlaluan
- Korut: Amerika dan Pengikutnya Akan Mengalami Kekalahan Menyedihkan
- Soroti Kemiskinan di Negara Islam, Indonesia Desak OKI Ambil Tindakan
- Jakarta Futures Forum Bahas Visi Jangka Panjang Indonesia-India di Dunia Internasional