Indonesia Terjeremus ke dalam Kerakusan, Tetapi Mayoritas Rakyatnya Miskin

Indonesia Terjeremus ke dalam Kerakusan, Tetapi Mayoritas Rakyatnya Miskin
Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti. Foto: Tim DPD

jpnn.com - LAMONGAN - Perubahan konstitusi telah membuat Indonesia terjerembap ke dalam globalisasi yang rakus.

Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebut itu saat mengisi kuliah umum Wawasan Kebangsaan di Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan, Selasa (20/12).

Pada kesempatan itu hadir Ketua Senat Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan Afif Hasbullah dan Rektor Hafidh Nashrullah, beserta seluruh jajaran dan ratusan mahasiswa.

LaNyalla mengatakan, hal itu terjadi sejak bangsa ini mengubah konstitusi pada 1999-2002.

"Dalam konteks perekonomian misalnya, Indonesia kaya sumber daya alam. Namun, berbanding terbalik dengan kondisi rakyatnya yang mayoritas hidup dalam garis kemiskinan. Itulah yang terjadi di negeri ini. Sengaja hal itu saya sampaikan sebagai pengingat bahwa kita sebagai sebuah bangsa telah terjerumus terlalu jauh ke dalam globalisasi yang rakus," kata LaNyalla di hadapan ratusan mahasiswa dan staf pengajar Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan.

Senator asal Jawa Timur itu memaparkan, sejak konstitusi diamendemen, makin hari oligarki ekonomi kian membesar dan menguasai apa saja.

"Termasuk menguasai cabang-cabang produksi yang penting bagi hajat hidup orang banyak. Masuk ke dalam partai politik dan memaksa kekuasaan berpihak kepada mereka melalui puluhan undang-undang dan peraturan yang berpihak kepada kepentingan mereka," tutur LaNyalla.

Menurut dia, sejak amendemen konstitusi itu, Indonesia tak lagi menerapkan demokrasi Pancasila dan ekonomi Pancasila yang merupakan cita-cita para pendiri bangsa yang dituangkan dalam UUD 1945 naskah asli.

Indonesia kaya sumber daya alam, tetapi kok kebanyakan rakyatnya hidup miskin. Apa yang salah?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News