Industri Pengolahan dan Penyimpanan Holtikultura Menggeliat

Industri Pengolahan dan Penyimpanan Holtikultura Menggeliat
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi saat panen Raya Cabai Rawit Merah di Desa Panggungrejo Kecamatan Panggungrejo, Jawa Timur. Foto: Kementan

“CAS bisa menyimpan produk segar hingga 3 hingga 6 bulan, kualitas dan kesegaran tetap terjaga, dan susut bobot sangat rendah, kurang dari 10 persen, terangnya. PT Pura juga mengembangkan industri olahan produk hortikultura dalam botol kemasan dan saset, seperti bumbu-bumbu masak, cabai olahan, dan lainnya,” terangnya.

Sebagai contoh, sambung Agung, cabai bubuk dalam kemasan botol plastik. Cabai bubuk ini diolah dari cabai yang sudah tidak terlalu segar atau dari hasil panen yang kualitasnya tidak terlalu diterima pasar. Jika dijual masih dalam bentuk asli atau belum diolah, harga cabai tersebut hanya sekitar Rp 6.000 per kg.

“Namun saat menjadi cabai bubuk dalam kemasan botol plastik, harga per kg mencapai ratusan ribu rupiah. Ini sungguh merupakan nilai tambah yang luar biasa,” tutur Agung.

Pengusaha budidaya cabai dan bawang merah PT GMAL, Zee Agustina yang turut hadir mengunjungi PT Pura mengatakan selama ini prasarana penyimpanan menggunakan cold-storage dengan berbagai keunggulan dan kelemahannya, demikian pula dengan teknologi CAS ini. Perkembangan teknologi kian pesat.

“Kalau pengusaha sih selalu mencari pilihan pilihan prasarana yang paling praktis, efisien, dan sesuai kebutuhan skala usahanya,” ujar dia.

Di Kudus juga berkembang industri alat dan mesin pertanian (alsintan) skala kecil menyediakan hingga 150 jenis alat seperti perontok jagung, pengayak tepung, pengayak kedelai, pengepres jerami pakan ternak, blower angin untuk kandang ayam, kultivator, dan lainnya.

Hari Martono, Direktur PT UKABE Indonesia berkedudukan di Kudus mengatakan pihaknya sebagai pelaku industri kecil bergerak di bidang alsintan siap memasok kebutuhan petani. Alat pengolah tanah, alat panen, pasca panen, alat pengolahan hasil, tersedia disini.

“Kami mempunyai perkumpulan industri kecil ini tersebar di 13 kabupaten di Pulau Jawa sering berkoordinasi dalam memberikan pelayanan kebutuhan alsintan di setiap wilayah,” sebutnya. (jpnn)


Solusi penanganan surplusnya hasil panen raya harus dengan cara diolah menjadi produk turunan, disimpan atau diekspor.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News