Industri Reksadana Syariah Stagnan
Kamis, 26 Mei 2011 – 12:39 WIB
Prospek ke depan, industri reksadana akan terus tumbuh. Fluktuasi indeks tidak akan memengaruhi pertumbuhan industri tersebut. Bahkan, pelaku pasar akan tetap masuk dengan asumsi mendapat untung yang lebih menjanjikan. "Investor itu ada dua. Kalau memang dia (investor) suka tantangan dan fluktuasi, maka dia akan masuk ke saham. Tapi kalau yang moderat dan ingin pertumbuhan yang berkesinambungan, dia akan masuk ke reksadana. Jadi tidak masalah," tegas Abi.
Sayangnya apresiasi industri reksadana konvensional itu tidak diikuti oleh industri reksadana syariah. itu setelah reksadana syariah hanya tumbuh Rp 78 miliar (2,07 persen) dibanding posisi dana kelolaan akhir 2010 dikisaran Rp 3,764 triliun. Reksadana syaria tak mampu mengulangi memori positif edisi 2008. Dimana kala itu, untuk kali pertama industri reksadana syariah mengalami pertumbuhan 5 kali lipat. Dan, tahun lalu industri reksadana syariah hanya tumbuh 2,5 persen. "Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi untuk mendongkrak pertumbuhan reksadana syariah. Sebab, investor belum paham mekanismen reksadana syariah," ulasnya.
Berdasarkan data APRDI, reksadana syariah pertama kali hadir pada tahun 2008 dengan jumlah dana kelola sebesar Rp 774 miliar. Memasuki tahun pertama, nilai dana kelola reksadana syariah per akhir 2009 melonjak 4,7 kali lipat menjadi Rp 3,671 triliun. Sedang per akhir 2010 lalu, dana kelolaan reksadana syariah tercatat sebesar Rp 3,764 triliun. Ada pertumbuhan sekitar Rp 93 miliar atau 2,53 persen. Sedang per 30 April 2011, total dana kelolaan reksadana syariah mencapai Rp 3,842 triliun. Dengan demikian dalam kurun waktu 4 bulan, total dana kelolaan reksadana syariah tumbuh Rp 78 miliar atau 2,07 persen.
”Saya rasa tahun ini eranya syariah sejalan dengan diluncurkannya indeks syariah,” pungkasnya. (far)
JAKARTA - Sepanjang empat bulan 2011 industri reksadana cukup bergairah. Tercatat kelolaan reksadana meningkat Rp 4,588 triliun. Itu menunjukkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun
- Amartha Perkuat Komitmen Membangun Ekosistem Finansial Inklusif di Asia Tenggara
- Hanasui Lebarkan Sayap ke Negeri Jiran, Konsisten Tawarkan Produk Harga Terjangkau
- Tokyo MoU Annual Report 2023: BKI Berhasil Pertahankan Kategori High Performance RO
- Lewat PGTC 2024, Pertamina Siap Kolaborasi Hadapi Trilema Energi