Ini Langkah Kementan Kendalikan Harga Telur

Ini Langkah Kementan Kendalikan Harga Telur
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita (batik tengah) melepas ekspor telur ayam tetas ke Mnyanmar di Bandara Soekarno-Hatta Selasa (24/4). Foto: Fathan Sinaga/JPNN

Karena hasil daging di tingkat F-1 inilah yg akan dikonsumsi langsung oleh masyarakat dan akan mengurangi residu antibiotik yg ada (aman).

"Tapi kalau pelarangan AGP ini diberlakukan juga di tingkat budidaya grand parent stock (GPS) dan parent stock (PS),maka secara langsung akan mempengaruhi dua hal dalam budidaya broiler. Pertama, performa di tingkat induk yang kurang bagus, sehingga anak ayam (Day Old Chicken/DOC) yang dihasilkan menjadi tidak optimal dan akhirnya menaikkan HPP DOC dari ternak pembiakan (breeding farm)", jelas Parjuni dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Parsuni) Jawa Tengah.

Kedua, Pardjuni melanjutkan, suplai daging dan telur yang turun drastis dari estimasi stok yang ada. Suplai turun tentu berpengaruh langsung pada HPP.

Solusi Kementerian Pertanian

Menindaklanjuti hal-hal di atas, Ditjend PKH Kementan menyodorkan solusi yang akan dilakukan bersama.

Pertama, Pemerintah segera melakukan penghitungan ulang prognosa kebutuhan telur dan ayam ras.

Kedua, berkoordinasi dengan Kemendag untuk mengkaji kembali harga acuan telur dan ayam ras tingkat produsen dan konsumen.

"Dan sesuai hasil rapat dengan pihak-pihak terkait hari ini, Ketua Pinsar Singgih Janu Ratmoko mengupayakan harga telur Segera stabil dalam minggu ini", demikian tutup Diamitra menjawab terus bertahannya harga telur ayam.

Kementerian Pertanian terus berupaya untuk menstabilkan harga bahan pokok, salah satunya adalah telur ayam ras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News