INI PELAKUNYA... Perobek Bendera Belanda di Surabaya, Berkibarlah Merah Putih

INI PELAKUNYA... Perobek Bendera Belanda di Surabaya, Berkibarlah Merah Putih
Soemarsono. Gambar ini termuat dalam buku Revolusi Agustus. Foto: Repro Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - Surabaya, 19 September 1945

"Mari kita turunkan bendera itu," ajak Soemarsono. Sekitar 15 orang pemuda yang hari itu berkumpul di kediaman Soemarsono di Peneleh segera bergerak.

Sesaat sebelumnya, Soemarsono, Roeslan Widjajasastra dan Soekarno (bukan presiden) sedang asyik ngobrol ketika pemuda-pemuda kampung datang dan melaporkan; bendera merah putih biru berkibar di Hotel Yamato.

Tentara Sekutu sebagai pemenang perang dunia kedua memang baru saja tiba di Surabaya. Tugas mereka sebenarnya "bersih-bersih" paska perang. Antara lain memulangkan Jepang sebagai orang yang kalah perang ke negaranya.

Nah, Belanda yang membonceng Sekutu memanfaatkan momen ini untuk kembali menguasai negeri ini.

Di sepanjang jalan dari Peneleh menuju Tunjungan, belasan orang pemuda itu berteriak-teriak, "ayok ikut kami, turunkan bendera merah putih biru," kenang Soemarsono dalam buku Revolusi Agustus.

Soemarsono ketika itu berusia 24 tahun. Dia pemimpin Angkatan Muda Minyak Indonesia. 

Makin lama jumlah mereka makin banyak. Sesampai di muka Hotel Yamato--di zaman Belanda namanya Hotel Orange--jumlah mereka sudah 50-an orang.

Surabaya, 19 September 1945 "Mari kita turunkan bendera itu," ajak Soemarsono. Sekitar 15 orang pemuda yang hari itu berkumpul di kediaman

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News