Inovasi Uap Panas Bumi PLTP Kamojang Dongkrak Produksi Bibit Kentang

Inovasi Uap Panas Bumi PLTP Kamojang Dongkrak Produksi Bibit Kentang
Program Kentang Geothermal yang dilakukan PGE. Foto dok PGE

jpnn.com, GARUT - Kentang menjadi budidaya utama pertanian di Dusun Kamojang, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut.

Terdapat penangkaran bibit kentang varietas G0 yang menggunakan cocopeat sebagai media tanam.

Demi bisa memberikan kontribusi yang nyata kepada masyarakat, PGE melakukan inovasi, dengan menggunakan Geotato (Geothermal Potato), alat inovasi pemanfaatan uap geothermal untuk proses sterilisasi cocopeat.

Hasil cocopeat yang disterilkan dengan Geotato terbukti sangat membantu petani dalam menghemat biaya pembelian cocopeat baru dan bahan bakar konvensional untuk mengukus cocopeat dalam proses produksi bibit kentang.

Berbekal inovasi ini kualitas cocopeat juga menjadi lebih baik dan menghasilkan peningkatan panen bibit kentang G0.

Dari yang awalnya rata-rata hanya dapat menghasilkan 22 ribu sampai dengan 30 ribu knol bibit kentang dari 7 ribu stek tanaman menjadi 28 ribu sampai dengan 35 ribu knol bibit kentang dari jumlah stek tanaman yang sama setelah menggunakan uap geothermal dalam proses sterilisasi cocopeat.

“Hadirnya energi geothermal telah menciptakan multiplier effect. Tidak saja menghasilkan energi bersih, tapi juga mendorong peningkatan ekonomi masyarakat lokal,” ujar Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto.

Penggunaan uap geothermal untuk sterilisasi cocopeat mampu menurunkan timbunan limbah cocopeat yang terbuang sampai dengan 300 persen karena dapat digunakan kembali sampai dengan 4 kali.

Program Kentang Geothermal yang dilakukan PGE telah mendapatkan pengakuan dan penghargaan di ajang Asean Energy Awards 2020.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News