Internal PDIP Dinilai tak Kompak soal Pencapresan Jokowi

Internal PDIP Dinilai tak Kompak soal Pencapresan Jokowi
Internal PDIP Dinilai tak Kompak soal Pencapresan Jokowi

Maka yang menang dalam Pilpres, kata Yunarto, adalah kandidat  yang bisa menarik swing votter yang tersebar merata. Karena itu, PDI-P harus mulai memperlihatkan sosok Jokowi bukan sebagai kader semata, tapi adalah sosok milik bangsa yang menjangkau semua segmen.
 
“Caranya dengan memberi ruang gerak lebih pada Jokowi baik untuk memilih wakil, menteri, barisan koalisi ataupun pemenangan kampanye,” katanya.

Fungsi partai, lanjutnya, dalam pilpres hanya menjadi penopang dan mesin politik. “ Bukan sutradara,” katanya.

Sementara, Direktur Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi, melihat kendali DPP PDIP, di bawah Puan terlalu kuat. Hal ini, berdampak mereka yang mendukung Jokowi enggan merapat. “ Apalagi yang muncul di iklan bukan Jokowi,” katanya.

Burhan mencontohkan sebuah karikatur yang muncul disalah satu media. Dalam gambar karikatur itu, digambarkan Jokowi sedang menyetir mobil, dan Puan tampak keluar jendela sedang melambaikan tangan. Menurut Burhan, itu menunjukan ada dualisme dalam manajemen pemenangan, terutama dalam Pileg.

“Ini menunjukan pemenangan Pileg dibawah kendali Puan. Jokowi pun akhirnya tak bisa memaksimalkan daya tarik pesonanya,” katanya.

Burhanuddin pun menyimpulkan, menajemen pemasaran politik yang dilakukan PDIP gagal.  Apalagi kemudian pihak badan pemenangan PDI-P, menggunakan konsultan yang dulu dipakai lawan politik Jokowi saat bertarung di Jakarta. Ia tak habis pikir, kenapa konsultan lawan politik yang dipilih. “ Mungkin ada pertimbangan dari Puan. Tapi dari pemilihan konsultan saja, menunjukan ada gap internal di PDIP,” katanya.

Fakta lainnya, yang memperlihatkan Jokowi tak begitu dilibatkan, kata Burhanuddin, adalah saat kampanye kemarin. Misalnya, dalam jadwal kampanye terbuka , di daerah yang populasi pemilihnya padat, justru Jokowi tak diberi porsi utama.

“Jokowi hahya dapat porsi minimun. Dia kampanye di Papua. Saya tak mengabaikan Papua, tapi secara elektoral Papua itu sedikit. Ini ada persoalan di PDIP,” katanya. (sam/jpnn)

JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan, pilpres merupakan ajang pertarungan kandidat atau figur. Sebab itu personal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News