Istri Meninggal, Tukang Becak Berhati Mulia itu Nyaris Putus Asa
Meski sudah disarankan untuk beristiharat, Pak Dul tetap mondar-mandir. Dia menyerahkan sepucuk surat untuk Wali Kota Tri Rismaharini kepada Wahyuni dan Agus Solihin, staf ketua RT 4, yang diminta keluarga membantu mendampingi Pak Dul setelah tenar.
Tulisan tangannya tersaji dalam ejaan lama. Itu pun hanya beberapa kalimat. ”Ini belum selesai karena saya sakit, tulung sampaikan ke Bu Risma,” ujar Pak Dul kepada anaknya. Tertulis nama Risma menjadi Tri Risma Handayani.
Dalam suratnya, Pak Dul mengaku sangat sungkan dan malu pada Risma. Orang nomor satu di Surabaya mau bertemu dengannya. Dia menyampaikan rasa terima kasihnya atas pertemuannya dengan Risma dan berharap bisa berjumpa lagi. Dia juga merasa apa yang dilakukannya tidak boleh membuatnya berbangga diri.
”Kalau dibilang bangga, ya saya tidak bangga. Saya tidak mau disebut pahlawan. Demi Allah kulo ikhlas, wani sumpah. Opo onone kula omongaken,” ujar penggemar ceramah Mama Dedeh itu. Dia mengaku hanya bersikap apa adanya dan sesuai dengan keinginannya.
Pak Dul menyatakan tidak bermaksud menolak pekerjaan yang diberikan Pemkot Surabaya. Namun, dia merasa tidak cocok menjadi seorang pegawai. ”Tapi, kalau bekerja memantau dan melihat jalan yang harus dibenerin lalu laporan, saya sanggup bekerja begitu,” ucapnya. (aya/c7/oni)
KAMAR berukuran 2x4 meter itu terasa pengap. Maklum, tidak ada satu pun jendela. Satu-satunya ventilasi hanyalah pintu kamar yang tampak reyot. Lantai
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor