Jadi Korban Salah Sasaran, Asep Digebuki Sejumlah Oknum Polisi: Astagfirullah, Ya Allah

Jadi Korban Salah Sasaran, Asep Digebuki Sejumlah Oknum Polisi: Astagfirullah, Ya Allah
M. Sandri saat menunjukan dampak pemukulan di wajah Asep. FOTO PRIMA/RADARLAMPUNG.CO.ID

jpnn.com, BANDARLAMPUNG - Kericuhan aksi demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) di Bandarlampung, Lampung, Rabu (7/10) lalu menyisahkan banyak persoalan. Salah satunya, dugaan salah sasaran pemukulan sejumlah oknum personel kepolisian.

Sebagaimana pengakuan Asep Nasrullah Nawawi, 23, karyawan toko ponsel, warga Jalan Wayjernih, Kampung Kupang Jernih, Kelurahan Sukarame II, Telukbetung Barat (TbB).

Ia mengaku menjadi bulan-bulanan lantaran dituduh menjadi peserta aksi, pada Rabu (7/10) sekitar pukul 20.00 WIB di minimarket yang berada di Jalan Wolter Monginsidi, Kelurahan Pengajaran.

“Saat itu saya baru saja mengantarkan ponsel atau COD dengan konsumen. Kemudian melintasi Jalan Wolter Monginsidi karena mau ada pertemuan kantor di Simpur pukul 20.00 WIB,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (8/10).

Waktu tiba di lokasi, ia melihat ada tauran dan kerumunan polisi. “Saya mau putar balik tetapi nggak bisa. Teman kantor pun telpon saya karena khawatir saya belum tiba di kantor,” ungkapnya.

Saat itu tiba-tiba dirinya melihat kerumunan orang berlarian menyelamatkan diri. “Dengan refleks saya langsung lari ke minimarket terdekat sambil teleponan. Karena saya pikir tempat itu aman dan pintu mininarketnya langsung ditutup,” jelasnya.

Tidak berselang lama, terdengar seseorang menggedor pintu minimarket dan menyeretnya keluar dari tempat tersebut. Tanpa basa basi ia mendapat beberapa kali pukulan, hingga helm kuning yang dikenakannya lepas.

“Pertama yang menuduh saya peserta aksi pakai baju kaus coklat terus ditarik dan dibawa polisi berpakaian lengkap dan tameng. Padahal saya nggak tau apa-apa. Saya coba jelaskan dengan bilang saya karyawan toko ponsel dan berusaha menunjukan ponsel saya. Tetapi mereka tidak mendengarkan dan langsung membawa saya keluar. Saya langsung dipukuli. Saya hanya bisa ngucap astagfirullah, ya Allah,” ujar bapak satu anak tersebut.

Kericuhan aksi demo menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) di Bandarlampung, Lampung, Rabu (7/10) lalu menyisahkan banyak persoalan. Salah satunya, dugaan salah sasaran pemukulan sejumlah oknum personel kepolisian.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News