Jagal Muslim Bosnia Bantah Dirinya Kejam
Sidang Perdana di Pengadilan Kriminal Internasional
Sabtu, 04 Juni 2011 – 04:19 WIB
"Saya ingin mempelajari dulu seluruh dakwaan mengerikan terhadap saya itu. Saya ingin membacanya lebih teliti bersama para pengacara saya," paparnya. Dia mengatakan butuh waktu satu bulan lebih untuk mempelajari dakwaan-dakwaan mengerikan tersebut satu demi satu. Sebab, menurut dia, seluruh dakwaan yang dituduhkan kepadanya terlalu kejam.
Baca Juga:
Kemarin Mladic didampingi pengacara ICTY asal Serbia, Aleksandar Aleksic. Tetapi, dalam sidang lanjutan nanti, Mladic diperkenankan memilih pengacara selain Aleksic sebagai pembela permanennya. Jika perlu, Mladic bisa bertindak sebagai pembela untuk dirinya sendiri. "Saya hanyalah orang tua yang sedang sakit keras. Karena itu, saya butuh waktu lebih panjang untuk mempelajari dakwaan," ujarnya.
Karena Mladic menolak membubuhkan tanda tangan pada berkas dakwaan, Orie pun terpaksa menunda sidang. Hakim asal Jerman itu kemudian menjadwalkan hearing berikutnya pada 4 Juli. Jika pada hearing kedua nanti Mladic tetap menolak dakwaan-dakwaan yang dituduhkan kepadanya, ICTY tetap melanjutkan sidang. Secara otomatis, Mladic akan dianggap mengaku tak bersalah.
Tokoh militer Serbia yang tertangkap di Desa Lazarevo pada 26 Mei lalu itu selalu membantah bahwa dirinya adalah otak pembantaian Srebrenica pada Juli 1995. "Saya hanya membela rakyat dan bangsa saya," tegasnya tiap kali dimintai pendapat soal pembantaian yang merenggut nyawa sekitar 8.000 muslim Bosnia tersebut. Pernyataan yang sama disampaikan Darko Mladic, putranya.
DEN HAAG - Ratko Mladic menjalani sidang perdana kemarin (3/6). Sesuai prediksi, mantan pemimpin tertinggi militer Serbia itu menyangkal 11 dakwaan
BERITA TERKAIT
- DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timteng
- Militer Israel Klaim Bunuh Pentolan Jamaah Islamiyah Lebanon
- 1.119 WNI Berhasil Direpatriasi dari Kawasan Berbahaya Sepanjang 2023
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Guru Besar UI Khawatirkan Dampak Konflik Timur Tengah terhadap Indonesia
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa