Jalan Berbayar, Kebijakan Konyol

Oleh: Prof Tjipta Lesmana

Jalan Berbayar, Kebijakan Konyol
Prof Tjipta Lesmana. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tentu saja, apa yang terjadi di Singapura tidak bisa disamakan dengan di Indonesia.

Di negara jiran, ruas jalan raya yang dikenaan ERP tidak lebih empat ruas jalan, di Jakarta hampir 20 ruas jalan! Jalan-jalan strategis.

Di Singapura, pada jalan-jalan yang dikenakan ERP disediakan jalan-jalan alternatif yang memadai.

Artinya, publik bisa dengan mudah mengambil jalan alternatif.

Bagaimana di Jakarta? Nyaris susah cari jalan alternatif, paling-paling gang-gang sempit yang rentan bertabrakan/bersenggolan dengan kendaraan lain.

Kebijakan jalan berbayar sungguh konyol dan tidak manusiawi!

Apa tujuan sesungguhnya? Jika untuk mengurangi kemacetan, pasti takkan berhasil.

Jika untuk menambah pemasukan (tax) Pemda DKI, ini bentuk “perampokan” yang tidak manusiawi dan konyol!

Prof Tjipta Lesmana mendesak DPRD DKI Jakarta membatalkan uji coba jalan berbayar. Kemacetan lalin hanya bisa diatasi dengan pembatasan jumlah mobil dan motor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News