Jalan Singapura
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Setiap kali ganti rezim, setiap kali juga ganti kebijakan, tidak ada kesinambungan yang menjamin arah pembangunan yang berkelanjutan.
Lee Kuan Yew (1923-2015) meningalkan Singapura dengan PR yang sudah dia tuntaskan.
Dia beruntung meninggalkan Singapura dan menunggui proses transisinya dari Goh Chok Tong sampai kepada sang anak Lee Hsien Loong sekarang ini.
Singapura terlihat berjalan di atas rel dan fondasi yang dibangun oleh Lee.
Lee mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah dunia.
Dia mematahkan mitos yang dipercaya bahwa kemakmuran sebuah bangsa bisa dicapai melalui demokrasi dan kapitalisme.
Itulah yang diungkapkan oleh Francis Fukuyama yang memproklamasikan ‘’the end of history’’ pada 1990.
Ketika itu Uni Soviet sebagai ikon komunisme dunia runtuh.
Jalan Singapura sekarang ditempuh China dengan sukses. Banyak negara lain yang tergoda untuk mengikuti jalan yang sama, membangun ekonomi tanpa demokrasi.
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- Hasil Semifinal Sudirman Cup 2025: China Mengerikan, Jepang Hancur
- PNM Tebar Beasiswa Bagi Anak Nasabah untuk Dorong Pengentasan Kemiskinan
- Gubernur Ahmad Luthfi Bakal Kembangkan Wilayah Aglomerasi Banyumas
- Ibas Ajak ASEAN Bersatu untuk Menghadapi Tantangan Besar Masa Depan Dunia
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia