Jamsostek Bertransformasi setelah di Top Performance

Background di Balik Berita dari Forum Pemred JP Group di Pekanbaru, Riau (4)

Jamsostek Bertransformasi setelah di Top Performance
Hotbonar Sinaga memberikan materi mengani BPJS Jamsostek kepada peserta Forum Pemred jawa Pos di hotel Labaersa, Riau kamis (1272012). Foto: JPNN

Mengapa laba terus meningkat signifikan? Likuiditas tahun 2011 ini juga yang terbaik, selama Jamsostek berdiri, yakni mencapai 690,27, dari tahun sebelumnya 443,98. Kriterianya AA, sehat dan opini Auditor sejak 2007 selalu WTP –WajarTanpaPengecualian-.

“Klaim rasio kami tidak lebih dari 50 persen. Cukup kecil. Tahun 2011 hanya 45,51 persen. Tahun 2010 hanya 48 persen. Tahun 2009 juga sama, hanya 48 persen,” ujar pria berkacamata yang lahir pada 20 Mei 1949 itu.

Karena itu, Hotbonar mencontohkan, kesejahteraan karyawan Jamsostek juga menjadi salah satu prioritas. Karenakondisi perusahaan memang sedang sehat-sehatnya, sehingga wajar jika karyawan juga mendapatkan apresiasi yang layak. “Indeks kepuasan karyawan Jamsostek kepada manajemen, mereka selalu mengacungkan jempol. Kami juga harus member contoh, seperti motto Jamsostek, Pelindung Pekerja, Mitra Pengusaha,” papar mantan pengajar FE UI Program S-1 dan Magister Management itu.

Kini, konsultan PT Jamsostek juga bukan orang asing lagi.Tapi Markplus, milik Hermawan Kertajaya.  “Terutama untuk mendapatkan keunggulan operasional Jamsostek, atau operational excellent. Dari proses registrasi, collection, low enforcement sampai ujungnya pada service,” tutur Hotbonar yang pernah menjadi komisaris independen di PT Asia Pratama General Insurance, PT SaranaProteksi Broker Asuransi, PT Sinar Mas Multi ArthaTbk, PT AsuransiSinar Mas, PT AsuransiEka Life dan PT Asuransu Mega Life ini.

Seperti disampaikan Hotbonar, tahun 2011 ini, ada 117 juta angkatan kerja yang terus menghantui republic ini. Lalu ada 109 juta yang bekerja. Ada 41,5 juta tenaga kerja formal, dan sisanya 68,2 persen tenaga kerja non formal. “Di negara-negara maju, jumlah tenaga kerja formal pasti lebih besar, daripada sektor informal. Kita agak beda, justru informal yang lebih dominan. Nah, mereka itu semua, termasuk yang informal harus memperoleh jaminan ketenagakerjaan tersebut,” kata dia.

Jamsostek sendiri, saat ini berhubungan dengan 133.000 perusahaan. Tugas Jamsostek adalah melindungi seluruh tenaga kerja tersebut. “Yang menjadi kewajiban BPJS Ketenagakerjaan nantinya adalah jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiunan. Sedang jaminan kesehatan, akan ditangani 100 persen oleh PBJS Kesehatan, yang dilahirkan oleh PT Askes,” jelas dia.

Memang, aturannya, paling lambat 5 tahun setelah berlakunya UU ini, harus sudah terimplementasi dengan baik di lapangan. Tapi, sejak 2004-2009, sama sekali belum ada petunjuk teknisnya. Karena itu, sejak tahun 2009, DPR RI berinisiatif untuk membicarakan BPJS, dan melahirkan RUU No 24 tahun 2011 itu. “Kami sama-sama sulit, sama-sama rumit, baik Askes maupun Jamsostek. Karena itu kami harus bersinergi untuk memutus keruwatan yang muncul,” tuturnya. (don/bersambung)


DIREKTUR Utama PT Jamsostek (Persero), Hotbonar Sinaga juga berkesempatan diskusi dari hati ke hati dengan Forum Pemred Group JawaPos di Labersa


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News