Jangan Kebakaran Kumis Bang!

Jangan Kebakaran Kumis Bang!
Jangan Kebakaran Kumis Bang!

jpnn.com - SELAMAT Ulang Tahun Jak! Hari ini, Jakarta genap berusia 484 tahun. Usia yang tak bisa dibilang muda lagi, meskipun juga belum bisa disebut tua. Dua kado istimewa kami buat ibu kota tercinta. Pertama, DBL Indonesia - Jawa Pos Group menggelar pertandingan basket bertaraf internasional Flexi NBL Indonesia Challenge 2011 Feat USA Legends, malam nanti di Senayan. Mantan bintangbintang besar USA yang pernah malang melintang di NBA dan NBDL hadir menggoyang jaring Hall A.

Sebuah sportainment yang berdaya pikat tinggi buat anak-anak muda Jakarta. Silakan hadir, pebasket-pebasket jangkung dari AS akan berbagi pengalaman dengan pemain-pemain terbaik kita. Soal atraktivitas? Soal skill? Rugi besar kalau basketmania Jakarta tidak sempat menonton aksi mereka?

Kedua, siang ini kami ber-FGD, Focus Group Discussion di Gedung INDOPOS, Raya Kebayoran Lama 12, dan mengangkat tema Jakarta ”kota terpanas” di dunia Jakarta kota besar yang paling sering disambar bencana kebakaran. Tahun 2010 terdokumentasi ada 698 kasus, nyaris setiap hari 2 tempat dilalap api.

Anehnya, data frekuensi sebanyak itu sudah tergolong lebih bagus dari tahun sebelumnya, 2009 yang menembus 843 kasus dalam 360 hari. Bisa dibayangkan, hidup di Jakarta seperti berada di atas lava pijar saja. Seperti hidup di atas tumpukan batu bara, yang rawan terbakar. Hingga bulan Mei tahun 2011 ini, sudah dua ratusan kasus kebakaran. Baik juga, menjadikan momentum HUT DKI ke-484 ini untuk retreat sejenak, melihat lebih detail dan mendalam kasuskasus kebakaran di ibu kota bersama stakeholder yang berkompeten.

Tak perlu caci maki, tak perlu saling menuding. Duduk satu meja di INDOPOS, mencari solusi terbaik itu jauh lebih bermakna. Kami melihat, kasus kebakaran ini persoalan super serius, yang membutuhkan perhatian super serius juga. Bahkan, ini tidak kalah serius dengan problem macet dan banjir yang kerap melumpuhkan aktivitas publik di ibu kota. Sama-sama menyangkut hajat hidup orang banyak. Sama-sama menimbulkan kerugian material dan memproduksi banyak kisah kesedihan. Sama-sama bikin stres, bikin tak berdaya, bikin kesal tapi tak bisa berbuat banyak.

Bedanya, kasus-kasus kebakaran ini tidak banyak menyerang masyarakat menengah atas. Standar safety dan kesadaran antisipatif mereka lebih kuat dibandingkan dengan mereka yang hidup di perkampungan kumuh, kelas bawah, dengan bangunan non permanen. Pemprov hanya mencatat kerugian material tahun 2010 senilai Rp 205 M. Lalu tahun 2009 menembus Rp 278 M. Saking seringnya mendengar bencana kebakaran, sampai-sampai orang kehilangan ”rasa kaget” ketika si jago merah mengamuk.

Bahkan, lebih banyak yang justru berkata: ”Ah.. Paling juga dibakar! Bukan kebakaran murni!” begitu rata-rata orang merespons kebakaran. Sedikit bertendensi politis, karena setelah ”terbakar” biasanya langsung ada investor yang siap membangunnya? Kebakaran, juga menjadi stigma yang sering dijadikan alat untuk memukul kinerja PLN. Hampir 70 persen kasus kebakaran, statemen forensik selalu menempatkan perusahaan stroom itu sebagai ”biang”-nya. Dari soal korsleting, arus pendek, hubung singkat, kabel tidak standar, instalasi sudah berumur dan sebangsanya.

Menarik juga mendengarkan, ”pledoi” PLN atas tudingan itu? Kebakaran juga sering dikaitkan dengan kinerja PAM Jaya? Sumber-sumber hydrant kota yang seharusnya mampu mensuplay air tak terbatas, sering tidak keluar air. Melainkan seperti perut kembung, masuk angin, yang keluar hanya gas! Di saatsaat darurat, saat membutuhkan air dalam debit besar dan cepat, tidak banyak yang bisa disedot. Sebaliknya, saat tidak diperlukan air dalam jumlah berlebihan, ketika hujan turun sejam saja, air sudah menggenang di mana-mana.

SELAMAT Ulang Tahun Jak! Hari ini, Jakarta genap berusia 484 tahun. Usia yang tak bisa dibilang muda lagi, meskipun juga belum bisa disebut tua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News