Jantung Babi

Oleh: Dahlan Iskan

Jantung Babi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Masalah di jantung David sudah lebih kompleks dari sekadar katup. Awalnya, David mengharap bisa menjalani transplantasi dari jantung manusia. Namun, antrenya panjang sekali.

Baca Juga:

Di Amerika sudah 100.000 orang yang ada di barisan antre. Dari jumlah itu hanya 6.000 per tahun yang bisa dilayani.

David seorang pekerja keras. Di Amerika digolongkan sebagai pekerja terampil: pintar memperbaiki kolam renang termasuk pemeliharaannya. Sejak masuk rumah sakit ia tidak bisa keluar lagi. Tidak bisa benar-benar sembuh.

Akhirnya, David mau menjalani transplant dengan jantung babi. Tidak ada pilihan lain.

Sebenarnya, pengantre yang parah bisa mendapat prioritas. Namun, David tidak memenuhi syarat lainnya: ia digolongkan pasien yang ceroboh.

Untuk bisa mendapat prioritas, seorang pasien juga harus menunjukkan dirinya sangat peduli dengan badannya sendiri. David tidak.

Ia pernah diketahui tidak ke dokter ketika waktunya kontrol. Ia juga pernah tidak mengambil obat ketika dokter memberinya serep. Orang yang tidak peduli pada kesehatannya, untuk apa diprioritaskan, sampai mengalahkan orang lain.

Saya ingat masa lalu. Saya pernah bikin peraturan: semua karyawan mendapat tunjangan kesehatan –kecuali yang merokok.

Manusia ternyata bisa hidup dengan menggunakan jantung babi. Sudah terbukti minggu lalu. Di Maryland, Amerika Serikat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News