Jejak - jejak Prajurit TNI di Tapal Batas, Demi Merah Putih

Jejak - jejak Prajurit TNI di Tapal Batas, Demi Merah Putih
Tim patroli Prajurit TNI dari Yonif Raider 613 Raja Alam menemukan patok payung di blank post area, Februari lalu. Ratusan patok di sana ditancapkan sejak 1977. Foto: SAIPUL ANWAR/KALTIM POST

Pos Long Midang berjarak 2 kilometer dari patok perbatasan dengan Malaysia di wilayah Serawak. Ini pos gabungan yang posisinya di wilayah Indonesia. Dengan 20 personel TNI dan 10 dari Tentara Diraja Malaysia (TDM).

Kurang dari 10 menit dengan kendaraan bermotor dari Pos Long Midang, ada pos gabungan serupa. Tetapi di wilayah Malaysia. Namanya Pos Bakelalan. Di sana, personel TDM yang lebih banyak; 24. Sementara TNI sepuluh.

Pos Bakelalan dibangun di ngarai. Dikelilingi bukit. Konon sering diprotes petinggi TDM yang berkunjung. Dinilai tak strategis dan rawan. Lahirnya dua pos gabungan ini untuk mengikis intimidasi yang kerap terjadi kepada pelintas. Seperti yang dituturkan Taufan, sebelum ada pos gabungan, WNI yang melintas di Pos Bakelalan kerap dipersulit. “Ada yang KTP-nya digunting. Atau direndam di kolam,” sebut pria lulusan Akademi Militer 2011 itu.

Saat ini segala keperluan warga memang bersumber dari negara tetangga. Nyaris semuanya. Masuk tanpa dipungut bea cukai. Mestinya ilegal semuanya. Namun, ada kebijakan bahwa saat ini yang dilarang hanya minuman keras dan narkoba. Sampai nanti pos lintas batas negara (PLBN) berdiri. “Baru diberlakukan pemungutan bea cukai. Rencananya mulai tahun depan,” kata dia.

Pemasok narkoba dan minuman keras memang lawan yang tak mudah. Mereka disebut menguasai medan. Paham celah bukit dan hutan yang mengurung perbatasan. Pun mengenal titik-titik yang dijaga aparat.

Hutan lebat memberi tantangan tersendiri, terutama dalam urusan komunikasi. Telepon satelit pun kerap susah mendapat sinyal. “Pernah patroli di Long Midang hilang kontak selama empat hari,” kisah Taufan.

Enam pos di bawah koordinasi Taufan bertanggung jawab atas 2.276 patok sepanjang perbatasan Indonesia Malaysia. Pemantauan dilakukan bergantian. “Kami juga sweeping barang-barang ilegal,” ujar dia.

Patroli prajurit pernah menemukan pergeseran patok. Dua hingga tiga meter dari koordinat yang ditandai. Namun, disebut karena kondisi alam. “Kebanyakan karena tanahnya longsor,” sebut Taufan.

Patroli prajurit TNI pernah menemukan pergeseran patok, dua hingga tiga meter dari koordinat yang ditandai. Namun, disebut karena kondisi alam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News