Jokowi: Demokrasi Kita Sudah Terlalu Kebablasan
Bahkan, awalnya dia sempat memuji gaya pidato Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang yang segar dan diselingi canda sehingga membuat dirinya tertawa lepas saat mendengarnya.
Nada bicara yang menurun itu cukup khas karena sering muncul saat Jokowi mengungkapkan kekecewaannya.
Meski demikian, Jokowi tampak berupaya menutupi nada kecewa tersebut.
Setelah mengambil jeda sesaat, dia menyampaikan solusi untuk mengimbangi demokrasi yang kebablasan melalui penegakan hukum.
Menurut dia, praktik demokrasi yang dilaksanakan Indonesia saat ini membuka peluang munculnya artikulasi politik yang ekstrem.
Misalnya, liberalisme, fundamentalisme, sektarianisme, radikalisme, hingga terorisme.
Praktik-praktik politik itu jelas bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Dia memberikan contoh nyata yang terjadi belakangan ini. Salah satunya politisasi isu SARA.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) beranggapan, demokrasi yang berkembang akhir-akhir ini sudah tidak pada tempatnya.
- Beri Kuliah Program Doktor, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Keseimbangan Demokrasi dan Hukum
- Forum Purnawirawan TNI Usul Copot Wapres Gibran bin Jokowi, Pengamat: Ekspresi di Negara Demokrasi
- Jokowi Tempuh Jalur Hukum Perihal Tudingan Berijazah Palsu, Pengamat Politik Boni Hargens: Ini Pelajaran Berdemokrasi
- Soal Tuduhan Ijazah Palsu Kepada Jokowi, Pengamat: Kegagalan Memaknai Demokrasi dan Cara Beroposisi yang Sehat
- Pengamat BRIN: Wapres Gibran Berperan untuk Perkuat Demokrasi Sipil
- Pengamat Politik IPI: Gibran Berperan Penting Merawat Demokrasi Sipil