Jualan Suvenir Omzet Rp 286,7 Juta per Bulan, Wow!

Jualan Suvenir Omzet Rp 286,7 Juta per Bulan, Wow!
SUDAH TIGA TAHUN: Agus Sudrajat di toko suvenirnya di Tokyo. Toko itu jadi jujukan turis karena harga barangnya lebih murah daripada di toko lain. Foto: Narendra Prasetya/Jawa Pos

Yakni, dia juga menjual bakso untuk pembeli Indonesia yang kangen makanan kampung halaman.

Wisatawan dari Indonesia yang hendak membeli suvenir juga dapat menikmatinya. Hanya, jumlah porsinya tidak banyak. Dia hanya mampu menyediakan untuk 40 porsi dengan harga JPY 500 (Rp 58 ribu) semangkuk.

Jawa Pos sempat bertemu dengan seorang pengunjung toko Agus. Dia adalah Irawan Jatmiko. Pengusaha yang berdomisili di Malang itu datang ke Jepang untuk liburan selama 15 hari. Dia bermaksud mencari suvenir khas Jepang untuk oleh-oleh.

Irawan mengaku bangga ada orang Indonesia yang cukup sukses di Jepang. Bisnisnya bersaing dengan pengusaha lokal.

”Bagus lah ada orang Indonesia yang berkiprah dengan usaha seperti ini di Jepang. Mungkin ini bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” tutur pria asli Blitar tersebut.

Tidak hanya menjadi jujukan orang Indonesia saat mencari suvenir, JJS juga dikenal di kalangan pekerja migran alias tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah. Mereka datang ke Agus untuk minta advis cara menyelesaikan masalahnya.

”Dalam sebulan, ada saja yang ke sini curhat karena kena tipu. Pekerjaan yang dijanjikan di Jepang tidak sesuai dengan yang diomongkan saat masih di Indonesia,” papar Agus.

Untuk diketahui, TKI yang berangkat ke Jepang rata-rata menggunakan visa turis yang hanya berlaku dua pekan. Padahal, mereka semestinya datang dengan visa bekerja.

JPNN.com – Jika Anda sedang berlibur ke Tokyo, Jepang, mampirlah ke Japan Souvenir Shop (JSS) untuk membeli suvenir. Ditanggung Anda kerasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News