Jujurlah Pada Papua

Jujurlah Pada Papua
Adriana Elisabeth. Foto: Dokumentasi pribadi for JPNN
Saya belum melihat ke arah itu. Kalau Xanana dulu kan tidak sendiri. Ada Ramos Horta, Uskup Bello. Di Papua rasanya belum sampai ke sana. Itu dugaan saya. Bahwa gereja-gereja di luar memonitor ini, iya. Kalau melanggar kemanusiaan, gereja di mana pun akan bersuara sama. Tapi untuk kasus Papua saya belum melihat akan bisa sampai seperti gerakan Xanana.

Pesan anda untuk pemerintah untuk menghadapi ini bagaimana?

Pemerintah sudah lakukan banyak hal sampai terakhir Unit Percepatan Pembangunan Pronvinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) untuk perbaikan Papua. Semua dilakukan, infrastruktur, ekonomi, pembangunan. Persoalannya, politiknya tidak diselesaikan. Papua kan isu politik. Yang tidak selesai di Indonesia, malah ribut di luar negeri. Ini karena warga Papua tidak pernah diberikan ruang untuk seleesaikan masalah politik. Sementara ekonomi dibangun, daerahnya disebut separatis. Bagaimana bangun Papua dalam kondisi tidak normal.

Soal otsus juga tidak banyak masyarakat Papua tahu. Mungkin hanya elit politik. Masyarakat tahunya soal uang. Banyak yang harus dikoreksi itu. Semua sudah diberikan tapi masih ada yang salah. Perlakukan warga Papua dengan jujur. Mereka harus diberi ruang untuk mengatakan apa adanya tanpa distigma. Cintai mereka, jangan diskriminasi dan beda-bedakan mereka. Jangan rasis, sampai orang Papua pun pergi ke daerah lain di Indonesia, mereka harus membawa paspor karena dicurigai dan ditanya berasal dari mana.

PEMBUKAAN kantor Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford, Inggris mengagetkan pemerintah Indonesia. Kantor itu didirikan oleh aktivis Papua, Benny

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News