Kabareskrim Masih Kosong, Semoga Promoter bukan Promosi Orang Tertentu

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai Kapolri Jenderal Pol Idham Azis lamban dalam memilih calon kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Sebab, Idham yang sudah 18 hari memimpin Polri belum juga menunjuk penggantinya di kursi Kabareskrim.
"Sepertinya Idham Azis lamban dalam menggunakan hak prerogatifnya untuk menetapkan Kabareskrim yang baru," ujar Neta di Jakarta, Senin (18/11).
Neta mengaku prihatin melihat situasi di Polri belakangan ini. Sebab, posisi Kabareskrim dibiarkan kosong selama 18 hari.
Menurut Neta, kesan yang muncul seakan tidak ada jenderal polisi yang pantas dan layak untuk menjadi Kabareskrim pengganti Idham. Menurutnya, di tubuh Polri ada belasan komjen dan ratusan jenderal berbintang dua.
IPW melihat ada dua hal krusial dari macetnya proses pemilihan Kabareskrim baru. Pertama, kemungkinan gagalnya sistem kaderisasi di tubuh polri.
“Artinya, meski pun di Polri saat ini ada sekitar 300 jenderal, tetapi Kapolri Idham Azis masih kesulitan mencari dan mendapatkan kabareskrim yang bisa dipercaya, punya kapabilitas dan memiliki kualitas yang mumpuni," ucapnya.
Kedua, Neta menduga ada intervensi dari penguasa dalam mengatur posisi strategis di internal Polri. Akibatnya, jajaran Polri tidak punya rasa percaya diri untuk menetapkan pejabatnya di posisi strategis seperti Kabareskrim.
"Akibat elite polri tidak punya rasa percaya diri, keberadaan dewan kebijakan tinggi yang selama ini digunakan untuk mencari dan memproses figur yang akan memegang jabatan strategis di polri, nasibnya seakan tidak berguna dan terabaikan," katanya.
Ketua Presideium IPW Neta S Pane menyoroti posisi Kabareskrim Polri yang masih kosong meski Jenderal Idham Azis sudah 18 hari menjadi Kapolri.
- Tingkat Kepuasan terhadap Pemerintah Capai 80 Persen, Peran TNI-Polri Dinilai Signifikan
- RUU Polri Dinilai Membuat Polisi Superbody
- RUU Polri Belum Masuk Prolegnas, RUU KUHAP Justru di Depan Mata
- Tambah Kekuasaan Bukan Memperbaiki Pengawasan, RUU Polri Dinilai Menyimpang
- Kecam Aksi Pedemo Sandera Polisi Saat May Day, IPW: Seharusnya Diusir bukan Disandera
- Kabareskrim Bicara Judi Online, Ada Kata Iming-Iming dan Kebohongan