Kaesang Krama

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Kaesang Krama
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono memamerkan buku nikah. Foto: dok YouTube Jokowi

Fasilitas desa pun sering dipakai untuk kepentingan pernikahan. Kadang mobil atau motor dan fasilitas lain dipakai untuk kepentingan berbagai urusan.

Praktik semacam ini dianggap sebagai hal yang lumrah. Inilah yang oleh budayawan Umar Kayam disebut sebagai cikal bakal korupsi yang bersifat kultural. Beberapa aspek budaya tradisional secara tidak sadar mengandung unsur korupsi.

Tradisi itu berlangsung di level yang lebih tinggi, pak camat, pak bupati, pak gubernur, dan juga pak presiden. Oleh karena itu, wajar saja kalau beberapa menteri menjadi panitia acara pernikahan Kaesang.

Beberapa menteri juga menjadi pagar hidup yang bertugas menerima tamu. Ibarat sang pangeran ragil, Kaesang adalah anak kesayangan sang raja.

Wajar kalau pernikahannya dirayakan besar-besaran. Di usia muda, Kaesang sudah menjadi pengusaha dengan berbagai macam jenis bisnis, mulai dari kuliner sampai sepak bola.

Anak mbarep Jokowi, Gibran Rakabuming, sudah diplot untuk berkiprah di dunia politik. Kelihatannya Gibran akan dipersiapkan untuk mengikuti jejak sang ayah.

Kaesang lebih asyik berkiprah di dunia bisnis. Dengan koneksi dan nama besar sang bapak, tidak sulit bagi Kaesang untuk mengembangkan berbagai jenis usaha.

Ketika terjun di bisnis sepak bola, Kaesang dengan cepat bisa mendapatkan banyak sponsor. Hanya butuh waktu satu tahun bagi Persis Solo untuk masuk orbit kompetisi sepak bola Liga 1 Indonesia.

Tradisi Jawa tidak biasa membedakan urusan pribadi dengan urusan dinas. Maka, para pegawai di kantor akan dilibatkan sebagai panitia mantenan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News