Kaget Dor

Oleh Dahlan Iskan

Kaget Dor
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Ketika mengunjungi tempat penyerahan diri Jenderal Lee itu –di Appomattox Court House di pelosok Virginia– saya bisa merasakan pahitnya kekalahan 'Selatan' ini. Yang begitu ironis dibanding saat memulai perang.

Kekalahan itu begitu pahitnya. Di tengah masyarakat Selatan tetap hidup keinginan seharusnya Jenderal Lee tidak menyerah.

Ideologi konfederasi itu tetap hidup. Sampai sekarang. Bendera mereka pun masih banyak berkibar di pinggir-pinggir jalan di Selatan.

Sesekali saya lihat ukurannya besar sekali. Dan dipasangnya di tiang yang tinggi sekali.

Tidak lama setelah Jenderal Lee menyerah, seseorang dari kelompok ini menyelinap ke dalam gedung teater. Di pinggangnya tersembunyi pistol.

Presiden Lincoln malam itu akan menonton teater. Di situlah Abraham Lincoln ditembak.

Lincoln-lah pemersatu Amerika ­–lewat senjata dan perang sipil. Ia sendiri mempertaruhkan nyawanya untuk persatuan itu.

Kini kekalahan Trump itu juga begitu pahitnya. Apalagi Trump sendiri suka menuangkan bensin ke dalam emosi yang kalah.

Militansi pendukung Trump tidak bisa disamakan dengan cebong atau kampret. Mereka bersenjata.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News