Kajian Selesai, 15 Wilayah Terdampak Lumpur Bakal Digabung

Kajian Selesai, 15 Wilayah Terdampak Lumpur Bakal Digabung
Lumpur Lapindo. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Status 15 desa dan kelurahan yang terdampak lumpur segera ditetapkan. Pemkab akan menggabungkan desa dan kelurahan yang masih memiliki tanah. Dengan begitu, nasib warga 15 desa dan kelurahan tersebut tidak terkatung-katung. ''Kajian sudah selesai. Rencana penggabungan kawasan itu sudah diusulkan ke pemerintah pusat,'' ujar Kabag Pemerintahan Pemkab Sidoarjo Imam Mukri Afandy kemarin (18/8).

Sekadar informasi, 15 desa dan kelurahan tersebut berada di Kecamatan Porong, Tanggulangin, dan Jabon. Perinciannya, masing-masing empat desa dan kelurahan di Porong, empat desa di Tanggulangin, dan tiga desa di Jabon.

Imam menjelaskan, penggabungan desa dan kelurahan itu sudah dirapatkan. Sebelum digabungkan, pihaknya harus melakukan serangkaian tahapan. Yakni, menghitung jarak desa yang akan digabungkan. Kemudian, memastikan desa yang digabungkan memiliki kultur yang mirip. ''Harus ada survei agar tidak terjadi penolakan warga,'' paparnya.

Dia lantas mencontohkan Desa Pamotan, Desa Wunut, serta Kelurahan Gedang. Ketiganya berada di Kecamatan Porong. Lokasinya juga berdekatan. ''Sangat ideal jika digabungkan,'' ucap Imam.

Begitu juga dengan dua desa di Tanggulangin. Yakni, Desa Ketapang dan Gempolsari. Dua desa itu saling berdekatan. Hanya dipisahkan gapura. Kondisi serupa terjadi di Desa Kedungcangkring dan Pejarakan di Jabon. Dua desa itu bertetangga.

Menurut Imam, perencanaan penggabungan tersebut sudah disampaikan ke pemerintah pusat. Selanjutnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) membentuk tim. Tim itu bakal turun melihat desa dan kelurahan yang diusulkan untuk digabungkan. ''Survei hingga penetapan penggabungan dikerjakan tim dari pusat,'' ucapnya.

Menurut Imam, penggabungan desa dan kelurahan itu tidak membutuhkan waktu panjang. Tim hanya memastikan penggabungan wilayah tersebut tidak memunculkan masalah. Baik dari aspek hukum maupun dari warga.

Contohnya, penggabungan tiga desa yang terdampak letusan Gunung Sinabung pada 2014. Bencana tersebut membuat wilayah Desa Simacem, Bekarem, dan Sukameriah hilang. Pemerintah lantas membuat kebijakan menghilangkan tiga desa itu. Sayang, hingga kini rencana tersebut belum terealisasi.

Di bagian lain, Forum Komunikasi Korban Lumpur Sidoarjo (FKKLS) berupaya mengumpulkan berkas tambahan. Sejak posko dibuka awal bulan lalu, baru 10 berkas yang terkumpul. Ketua FKKLS Ahmad Basuni menuturkan, masih banyak berkas yang belum terkumpul. Total ada 173 dokumen. Pihaknya mengatakan kesulitan. ''Karena tersebar di sejumlah kota,'' paparnya.(aph/c15/ai)

Desa Terdampak Lumpur 

Kecamatan Porong : 

Kelurahan Mindi terendam total

Kelurahan Jatirejo terendam total

Kelurahan Siring terendam total

Kelurahan Gedang terendam sebagian

Desa 

Renokenogo terendam total

Glagaharum terendam sebagian

Pamotan terendam sebagian

Wunut terendam sebagian

Kecamatan Tanggulangin 

Desa 

Kedungbendo terendam total

Ketapang sebagian besar terendam

Kalitengah terendam sebagian

Gempolsari terendam sebagian

Kecamatan Jabon 

Desa 

Besuki terendam total

Kedungcangkring terendam sebagian

Pejarakan sebagian besar terendam

Sumber: Pusat Penanganan Lumpur Sidoarjo 

 


Menurut Imam, penggabungan desa dan kelurahan itu tidak membutuhkan waktu panjang. Tim hanya memastikan penggabungan wilayah tersebut tidak memunculkan masalah


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News