Kakak Berhasil Bunuh Sadat, Adik Gagal Habisi Mubarak

Kakak Berhasil Bunuh Sadat, Adik Gagal Habisi Mubarak
Kakak Berhasil Bunuh Sadat, Adik Gagal Habisi Mubarak
Saat Sadat meregang nyawa di panggung kehormatan sekitar 29 tahun lalu itu, Hosni Mubarak berada di sampingnya. Ketika itu, tokoh 82 tahun tersebut menjabat wakil presiden. Dia pun sempat berhadapan dengan Khalid. "Menyingkir dari hadapanku. Saya hanya ingin menghabisi anak anjing ini," hardik Khalid seraya mendorong Mubarak yang berada di dekat Sadat.

Dalam sidang, Khalid mengatakan bahwa alasannya membunuh Sadat bukan semata-mata karena tanda tangan yang dia bubuhkan dalam dokumen Kesepakatan Kamp David. Tapi, dia juga kesal karena pasukan Sadat menangkap kakaknya yang menjadi pemimpin kelompok oposisi Islam radikal di Mesir.

Setelah Sadat tewas dan Khalid meregang nyawa di hadapan regu tembak, kembali muncul kisah keluarga Islambouli. Pada 22 Juni 1995, Mohammed berusaha menghabisi nyawa Mubarak yang saat itu sudah menjabat presiden. Kali ini, percobaan pembunuhan tersebut terjadi di Etiopia. Sayang, tidak seperti Khalid yang sukses menghabisi targetnya, aksi Mohammed gagal. Peluru yang dia muntahkan dari senjatanya hanya mampu melukai Mubarak.

Kendati demikian, kekompakan Islambouli bersaudara telah menginspirasi kelompok-kelompok radikal di beberapa negara. Di antaranya yaitu Brigade Al Islambouli Pakistan yang disebut berafiliasi dengan Al Qaidah, serta Brigade Al Islambouli Chechnya di Rusia. Pada 31 Juli 2004, Brigade Al Islambouli Pakistan melancarkan percobaan pembunuhan terhadap Shaukat Aziz. Sedangkan Brigade Al Islambouli Chechnya mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom pada dua pesawat Rusia pada 24 Agustus 2004. (hep/c10/dos)

Tidak banyak kakak beradik yang "kompak" menjunjung ideologi radikal seperti Islambouli bersaudara. Khalid Ahmed Showqy Al Islambouli alias


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News