Kangen Wamen

Oleh Dahlan Iskan

Kangen Wamen
Foto: disway.id

Saya juga tidak pernah mengajak wamen ikut kunjungan ke mana-mana. Agar lebih produktif.

Pembagian tugas seperti itu atas inisiatif saya sendiri. Saya tidak tahu apakah ada UU atau peraturan yang sebenarnya mengaturnya.

Akhirnya saya bersyukur diberi wamen. Saya bisa lebih banyak punya waktu untuk ke lapangan. Toh saya tidak menyukai kerja di belakang meja.

Selama menjadi menteri saya belum pernah sekali pun duduk di kursi menteri. Di ruang kerja memang disediakan meja dan kursi, tetapi saya 'takut' duduk di situ. Takut kok seperti menteri beneran.

Saya biasa menerima staf atau tamu di meja rapat. Di situ pula saya membaca dan menandatangani apa yang harus saya tanda tangani.

Yang pasti sudah ada paraf wamen. Pertanda sudah 'bersih'. Sudah tidak ada yang melanggar peraturan --menurut pandangan beliau.

Sejak tidak lagi menjadi sesuatu saya belum pernah bertemu beliau. Saya begitu sibuknya.

Saya kangen.(***)

Saya tidak pernah bertengkar dengan wamen. Di luar maupun di dalam selimut. Saya juga tidak pernah mengajak wamen ikut kunjungan ke mana-mana. Agar lebih produktif.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News