Kangen Wamen

Oleh Dahlan Iskan

Kangen Wamen
Foto: disway.id

"Bapak kan ahli administrasi. Seumur hidup di birokrasi. Darah daging bapak birokrasi," kata saya pada beliau.

"Maka kita bagi tugas. Bapak yang urusi kantor, administrasi dan birokrasi," tambah saya.

Saya masih menambahkan: "Saya ini tidak tahu peraturan. Tidak pernah membaca peraturan. Jadi, bapaklah yang menentukan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh."

Akhirnya saya mengatakan: "Ibarat perusahaan, bapak ini Dirutnya. Saya chairman-nya. Saya akan lebih banyak di luar kantor. Menerjuni perusahaan-perusahaan BUMN. Bapak yang mengendalikan staf."

Beliau setuju sekali. Saya pun senang mendengar persetujuannya.

Rapat staf mingguan (harus hari Selasa, harus dimulai jam 07.00 dan tidak boleh lebih dari 2 jam) memang saya yang memimpin. Namun semua keputusannya harus dilihat beliau: apakah ada yang melanggar peraturan.

Karena itu semua putusan harus ikut ditandatangani wamen.

Saya tidak pernah bertengkar dengan wamen. Di luar maupun di dalam selimut.

Saya tidak pernah bertengkar dengan wamen. Di luar maupun di dalam selimut. Saya juga tidak pernah mengajak wamen ikut kunjungan ke mana-mana. Agar lebih produktif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News